Selasa, 28 April 2015

Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 0-7 tahun

Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 0-7 tahun
Oleh SME: Ust. Harry Santosa
Rabu,18 Maret 2015

Aswwb ayah bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah, rileks tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban..
salam takzim utk ayah bunda semua
Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah
Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkan nya menjadi peran2 sesuai fitrah yg Allah kehendaki itu
Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak
Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yg berubah dari ciptaan Allah swt

Fitrah itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan. Topik malam ini adalah pendidikan utk usia 0-7 tahun,  tentu saja pendidikan fitrah2 yg ada juga harus melihat fitrah perkembangan. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yg khusus.

Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap anak2nya bagai bunga2 di taman, yg masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannya pun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tdk boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yg tdk relevan dgn tanamannya. Petani sejati tdk boleh sembarang memakai bahan kimia yg menggegas pertumbuhan tanaman, yg malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt thd segala sesuatu yg ada pd tanamannya dan yg ada di sekitarnya
Dasar panduan kita adalah jelas, bhw tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya.

Imaji2 positif yg baik akan melahirkan persepsi posiitif, dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yg baik ketika mereka dewasa kelak
Imaji2 negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi akan melahirkan pensikapan yg buruk ketika mereka dewasa kelak
Seorang pendidik yg arif mengatakan bhw kesan baik sehari saja ketika anak2 akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak
Aqidah atau fitrah keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola2 seperti ini. Silahkan berkreasi
Fitrah belajar, juga demikian. Setiap anak yg lahir adalah pembelajar yg tangguh, para ilmuwan menyebut bayi yg lahir adalah scientist. Itu krn Allah telah mengkaruniai fitrah belajar ini pd setiap anak. Tidak ada bayi yg memutuskan utk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dam jatuh berkali

Fitrah keimanan pd usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yg sempurna, banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah saw ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yg murni, mengenal akhlak2 dan tradisi2 baik warga desa.
Bagi anak2 imaji2 positif penting, krnnya melarang perbuatan keras yg merusak imaji2 ini, membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda2an kita beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar dstnya. Ini semata2 utk melahirkan imaji2 positif, atau kesan2 baik ttg Allah, ttg ibadah, ttg dirinya, ttg orangtua (yg sementara dianggap Tuhan), ttg alam, ttg masyarkatnya

Tugas kita, para ortu sekali lagi, hanyalah menemani mereka, memberi semangat, menunjukkan hal2 yg baik, memfasilitasi.... lalu rileks dan konsisten, tenang dan istiqomah, shabar dan syukur
Bunda Septi memberi tips utk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan istilah intelectual curiosity, dsbnya

Penelitian2 modern menjelaskan bhw anak2 akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi "jalan" saja, tidak perlu dijejalkan, tdk perlu banyak formalitas yg bahkan mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiosity  nya.
Ada ahli parenting yg bilang bhw anak2 kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.
Pertanyan2 dan jawaban

1⃣ pertanyaan bunda mardiana
Maaf bunda sy msh blm ngeh...adakah contoh2 real yg bisa di aplikasikan sehari-hari?
1. Untuk contoh real yg bisa di aplikasikan di keseharian kita dan anak2. Dalam materi sebelumnya dalam materi teknis memulai HE sudah di bagikan oleh SME kita Pak Harry Santosa tentang framework HE ini terkait keempat fitrah ini. Fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan.
Bunda Mardiana, mungkin Bunda bisa jelaskan detail pertanyaanya, contoh real dalam hal apa yg Bunda ingin tanyakan? karena setiap keluarga memiliki keunikan masing-masing, tentu dalam teknisnya ada banyak sekali metode dan cara-cara yg beragam, namun tetap memegang prinsip menjaga fitrah..
berikut sy copykan pertanyaannya terkait yg pernah dibahas..

Pak Harry tekhnis nya HE itu bagaimana ya? Anak saya usia 4 th 2 bulan dan 3 tahun main main biasa aja di rumah dan main diluar bersama anak anak lain, apa saya harus punya lembar kerja juga ya? Misal usia 4 tahun mulai distimulus apa nya gt pak? Caranya bagaimana? Atau sekedar main aja di rumah pak?
Jawab: Menjalankan HE adalah perubahan mindset yg mengakar, umumnya kita terlalu banyak memaknakan pendidikan dgn persekolahan akademis, parenting pengasuhan, cara2 manipulatif agar anak rajin belajar dstnya tanpa mempertimbangkan fitrah2 tadi.Contoh nya melatih disiplin, ini adalah area performance karakter, dan karakter anak terkait sifat2 produktifnya. Anak2 akan mampu berdisiplin dengan baik atas keinginannya sendiri, yaitu apabila melakukan aktifitas yg sesuai minatnya dan sifat produktifnya. Membantu anak2 agar disiplin, tentu berbeda antara anak2 yg suka beres2 dengan anak2 yg suka berkreasi, antara anak yg suka memimpin  dengan anak yg suka kompetisi dstnya. Potensi anak ini akan dibahas pd pembahasan mengenal potensi anak. Contoh ini utk anak yg sdh terlihat potensi dan minatnya  biasanya di atas 7 tahun. Namun untuk usia di bawah 7 tahun tentu "disiplin" akan berbeda. Pd usia ini anak2 lebih membutuhkan keteladanan sehari dan imaji2 positif thd suatu aktifitas, shg mereka menyukainya dan terbiasa. Sulit menyuruh anak di bawaj 7 tahun sholat dgn "disiplin" bukan? Karena fokusnya bukan pd disiplinnya tetapi imaji2 positif ttg sholat di dalam benaknya, bagaimana ayah bunda nya sholat dgn bahagia dan ceria, bagaimana mereka boleh main kuda2an di punggung ayahnya ketika sholat dll.

2⃣ pertanyaan tambahan bunda mardiana :  bagaimana dgn ortu yg menyekolahkan anaknya yg berusia 3 th ke paud dgn alasan kerja apakah termasuk kategori menjejalkan informasi kpd anak?
Jawab : intinya menurut sy sih begini Bunda. Anak dibawah 7 tahun sejatinya pendidikan lahir batinnya bersama Ibunya, krn Ibunya sebagai orang tuanya yg jauh lebih mengerti karakter dan kondisi anaknya. apabila dititipkan pendidikannya ke paud, bisa kah kita menjamin gurunya akan menjaga fitrah anak kita? sedangkan keadaan tiap masing-masing anak itu berbeda-beda. seperti yg Bunda Septi pernah sampaikan. Jika anak dimasukkan ke sekolah, maka kita lihat dan silakan dipantau apakah iman- akhlak - adab - bicara anak-anak makin meningkat, rasa ingin tahu dan kreativitas nya naik? Akhlak mulianya naik? Kl ya, lanjutkan, kl tidak, ambil anak tsb sebelum terlambat ✅

3⃣ Pertanyaan ayah mirza : : maksud lebih pandai menjawab drpd bertanya itu gmana bun?
Jawab : 3⃣Ayah mirza yg baik sepenangkapan sy maksud dari anak pandai menjawab daripada bertanya itu menunjukkan bahwa anak memiliki fitrah belajar. dimana setiap anak memiliki sifat pembelajar yg tangguh dan sejati. seringkali kita lihat anak kita memiliki jawaban-jawaban unik sendiri atas pertanyaan2 yg dihadapinya. jawaban-jawaban unik ini muncul dari dalam dirinya sendiri yg polos. berbeda dengan kita orang dewasa ketika dihadapkan pertanyaan, biasanya kita akan memikirkan 1001 jawaban apa yg kira2 pantas utk kita jadikan jawaban ✅

pertanyaan no 4⃣ dari Bunda Vita, Untuk usia 3 tahun apa yang harus sy lakukan ... kalau lagi shalat kadang2 ara suka sekali tidur diatas sajadah sy ... sudah berkali2 diberi pengertian tapi sampai sekarang masih belum paham.
Kadang2 sy bawa ke pengajian ara juga suka heboh sendiri main lari2 didalam masjid sampai kadang sy suka malu sendiri kalu dah ditegur sama ibu2 disana, jadi sy suka malas klo pergi pengajian jawaban Ust. Harry atas pertanyaan yg sama..
Jawab : Anak2 di bawah 7 tahun belum punya idea ttg nilai, value dll. Ego mereka besar, mereka merasa pusat alam semesta. Yg mereka tahu mana yg nyaman utk diri mereka dan mana yg tdk nyaman. Rasulullah saw juga membiarkan cucu nya Hasan ra dan Husein ra menaiki punggung beliau hingga puas.
Besok2 mereka akan suka banget lihat ayahnya sholat, lihat ibunya ceria tiap dengar adzan, krn sesuatu yg nyaman dan menyenangkan. Lama2 mereka mulai ikut2an wudhu, ikut2an sujud, minta kopiah dan sarung, minta diajak ke masjid (cari masjid yg bacaannya toleran sama anak2). Makin lama rasa suka ini membangkitkan fitrah keimanannya, ajak ke alam, kenalkan bhw planet2 juga sholat, burung2 juga sholat dengan merentangkan sayapnya, dstnya. Maka ketika perintah sholat di usia 7 tahun, maka seperti pucuk dicinta ulam tiba

Imaji positif itu dalam bahasa dakwah biasanya disebut dgn "keberkesanan dalam dakwah" yg baik.
Imaji positif akan sesuatu ini akan melahirkan persepsi positif, dan kemudian persepsi positif akan melahirkan pensikapan yg baik dalam perjalanan hidupnya kelak. Tentu saja yg dimaji positif adalah perbuatan yg baik, produktif dan bermanfaat yg disampaikan dgn jujur dan tulus.
Dalam ruang ini, tentu kita tdk bicara sesuatu yg di luar itu.
Imaji negatif akan melahirkan luka persepsi, dan pd ujungnya membentuk pensikapan yg buruk ttg segala sesuatu.

Misalnya, anak2 yg "dipaksa sholat dgn cara yg kasar" atau "yg menyuruh sholat akhlaknya buruk" dll akan mengakibatkan imaji yg buruk ttg sholat. Kemudian ini akan menciderai persepsinya ttg ibadah bahkan juga ttg Allah. Maka jelas, bila ini terbawa sampai dewasa akan menyebabkan kekafiran. Naudzubillah.
Seorang ustadz yg psikolog mengingatkan saya banyaknya kasus anak2 remaja yg meninggalkan syariah pdhl mereka hidup di pesantren atau sekolah islam, ini disebabkan fondasi pendidikan aqidahnya tdk terbentuk dgn baik dalam kesadaran, yg banyak terjadi adalah bukan kesadaran Keimanannya yg dididik tetapi "ilmu agama" nya.
Kita umumnya terjebak pd model pengajaran pengetahuan, bukan pendidikan kesadaran. Tujuan tarbiyah adalah tau'iyatul 'alaa, atau tumbuhnya kesadaran yg tinggi, bukan penguasaan pengetahuan.

5⃣ pertanyaan situ mashunah : Bunda Nisa, sepertinya "bahasa bunda yang sempurna" sering disebut2 di HE, tapi bukan ditujukan utk ibu saja tapi juga ayah, mohon penjelasan bunda, saya belum mengerti maksudnya.
Jawab: 5⃣ Bunda Siti bahasa ibu itu adalah komunikasi yg dipakai sehari- hari di rumah. Bahasa ibu ini tidak sekedar urusan grammar, lebih dari itu, krn bahasa ibu akan membangun imaji positif anak. Makanya antara bahasa sehari-hari orangtua dan anak harus sama sehingga anak-anak mendapatkan imaji positif tentang ortunya saat berkomunikasi

6⃣ pertanyaan bunda susilawati : Si abang 5thn lbh.. Skrg mntok di iqro 4 hmpir lima.. Slama ini sy berusaha mngajak n mbujuk agar mau mlnjutkn bacaannt tp gak bhasil.. Bgmana dg sikap sy yg mbiarkn anak sy tdk mlanjutkn baca iqrony krn sy tdk mau memaksa tp sdh usaha mmbujuk..
Stiap hr diajak baca iqro wlaupun hasilny msh nihil..
Ini hny salah satu cntoh sj sikap sy tdk memaksakan ssuatu
Cm.. Ap sdh tepat ap blm?��
Jawab: 6⃣ Bunda Susilawati, intinya di usia ini penting sekali kita menjaga imaji positif pada anak. Jangan sampai kita menimbulkan imaji buruk tentang belajar mengaji, sehingga anak memiliki persepsi yg buruk terhadap belajar mengaji yg jika terbawa sampai besar akan berbahaya. Mungkin saatnya Bunda lebih rileks dan sabar lagi, dan mencari cara yg lebih menyenangkan bagi anak utk menimbulkan imaji positif utk mengaji. Bunda bisa lihat lagi jawaban utk pertanyaan no 4⃣
Bgamana dg bhs kedua slain bhs ibu? Blm djawab��
Bunda Susilawati, bahasa kedua boleh digunakan setelah bahasa pertama telah baik dikuasai utk komunikasi..
Menambahkan bunda susi, setelah penguasaan bahasa ibu dikuasai dg baik, bahasa kedua boleh digunakan agar tidak gagap bahasa. Agar anak tidak bingung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar