Selasa, 09 Juli 2013

Sekolah tanpa dinding :)

Alhamdulillah hilmi sudah menyelesaikan tahun pertama nya di sekolah alam dekat rumah, dan sekarang hilmi naik tingkat ke tahap tk a
Hmm..pasti tantangan2 yang akan dia hadapi dan pelajari semakin banyak..dan bakalan jdi tugas yang lumayan berat bagiku mengingat hilmi yang perkembangan emosional dan vocab nya yang harus digenjot terus
Saya dan suami memutuskan untuk meneruskan perjuangan hilmi belajar tentang kehidupan di sekolah ini.
Sudah dari awal sebelum hilmi lahir sebenarny saya sudah sedikit mengenal sekolah ini, kebetulan salah satu pengajarnya dulu mr saya dan sering crita pengalaman disekolah
Jujur saya excited dan ternyata saat hilmi masuk sini saya semakin mantap untuk meneruskan hilmi sekolah alam semampu kami hingga tamat sd nanti
Disekolah ini saya tidak membeli fasilitas, namanya juga sekolah alam bunda :) semuanya serba alami. Mainan dari bahan2 tepung, coret2 dari kertas bekas yg tidak terpakai, tempatnya pun tidak berdinding dan berpintu seperti sekolah2 pada umumnya, hanya 3 saung besar yang asri dan nyaman yang jadi tempat anak2 bermain dan bermain (belajarnya dmn bun? Ya saat bermain :) ) serahampun nggak ada, hanya baju kaos untuk hari2 tertentu biasanya saat2 outbound, sepatu pun hanya sepatu boot yang dipasar hargany sama 35rb, hehe..murmer bunda..ngga jarang kulihat dsekitar sekolah anak2 ya tidak memakai boot apalagi saat bermain dikotak pasir
Tapi yang kubayar disni adalah.metode pendidkan, karena bagiku metode terbaik untuk.sebuah pendidikan usia dini adalah pendidikan karakter, bukan pendidikan teoritis, istilah guru2 pengajar waktu open house kemarin, metode holistic atau menyeluruh,stiap indra dipancing untuk belajar, bahkan mental anak seperti keberanian dan kepemimpinan juga diasah, masih teringat waktu parenting class diputar rekaman hilmi yang teriak2 takut waktu berjalan d tali tambang dan yg pasti dilengkapi pengaman..ternyata hilmi bisa walaupun harus dituntun..hehe..intinya setiap anak diajarkan untuk menghadapi persoalan mereka dan menghadapi ketakutan mereka. Tidak semua sekolah menjalankan metode2 praktis seperti itu,
Dan mungkin hanya di sekolah ini hilmi dibiarkan belajar sambil berlari2 disekitar teman2nya yg lagi duduk mendengarkan, karena kata guru nya hilmi walaupun bermain tapi telinganya mendengar dan menyimak.. :thumbup deh buat guru2 disana yang selalu berusaha memahami bakat dan karakter anak
Suatu waktu ada yang mengatakan anakku nakal dan susah diatur ya mungkin karena keaktifannya yang sangat berlebihan dan emosinya yang masih labil, ah aku kok rada nggak setuju ya anak yang gampang diatur itu selalu anak baik, tidak selalu menurutku.bisa saja takut, bisa saja dianggap tidak mematuhi peraturan, dan biasanya nggak kreatif *pengalamn pribadi nah seperti pendidikan yang masih memakai cara lama, textbook, sesuai aturan  padahal bisa saja aturan yang berlaku di masyarakat bertentangan dengan islam, disitulah anak dianggap perlu untuk belajar kritis, dan anak tidak mungkin berfikir kritis jika tidak dibiasakan kreatif, out of box, tidak harus mencetak generasi pekerja yang manut aturan, tapi jadilah penyedia kerja yang membuat aturan sesuai syariat..
Seperti hari saat hilmi menerima penilaian raport siswa, aku agak terheran2 campur manggut2 campur takjub campur ngga nyangka..wess pokoke es campur dah..
Karena aku mengira yang dibahas adalah masih lambatnya perkembangan hilmi terhadap beberapa materi sesuai silabus yang ada di semester kemarin, wah fikirku bakal harus nanya metode2 belajar dirumah keguru nya..
Eh sampai waktu giliran berbicara 6 mata : saya, abi, dan bu aan, yang dibahas adalah kekuatan karakter hilmi dalam hal keteguhan prinsip yang harus dijaga dan dikembangkan benar2, waa saya terharu T T
tidak ada kata menghakimi, tidak ada kata menggurui, dan yang bikin ttambah jleb adalah karakter hilmi lain yang juga diuraikan gurunya yang justru luput dari pengamatanku..hmm..setiap anak benar2 dieksplorasi, jadi tidak terpaku kepada kurikulum yang masih mengembangkan sisi akademis dan keterampilan fisik, tapi bakat2 terpendam, (seperti pentas seni kemarin saat anak2 tk dan kb bernyanyi, menari dan bermain opera)
Terpenting adalah karakter dasar anak yang dikembagkan sesuai kemampuan mereka pribadi.karena Setiap Anak Itu Unik tidak bisa dipaksakan dan setiap anak pasti ada hal yang bisa dijadikan kemampuan andalannya senegatif apapun anak itu dimata masyarakat.
Ada beberapa anak yang dibawah rata2 kemampuan mentalnya namun oleh orang tua yang berpengetahuan bagus tentang pendidkan anaknya juga disekolahkan disitu, mereka juga bisa bermain dengan teman sebaya yang normal dengan keterbatasan yang mereka punya, thats make me full of proud of the parents and teachers yang bisa mengkolaborasikan anak didiknya dan membuktikan kalau memang setiap anak itu berhak mempunyai kemampuan yang cemerlang :)
Sekian dulu deh tentang sekolah anakku..kapan2 disambung lagi..tapi yang pasti saat belajar mereka diusia dini mwreka adalah saat bermain, dan dunia itu tidak boleh direbut dari mereka..biarlah mereka belajar kehidupan, mengenal Tuhan nya dengan cara yang menyenangkan..suatu waktu pada akhirnya saat mereka harus terjun ke masyarKat karakter positiflah dan akhlak yang dibiasakan dr kecil lah yang akan membuat mereka jadi terdepan dan menjadi enterpreneur2 muslim muda yang pantang menyerah, bukan hnya sekedar deretan angka diatas selembar kertas bernama ijazah.

Selasa, 12 Februari 2013

suatu magrib di suatu mesjid

malam itu..mesjid ini begitu tenang..hanya ada beberapa anak kecil berlarian kesana kemari.
dan bebrapa bapak yang lgi berdzikir slepas sholat magrib..kontras sekali dengan hiruk pikuk luar mesjid yang padatnya bukan main..kebwtulan mesjid itu didepan jalan raya gunung sari. salah satu area terpadat di balikpapan,
aq lagi sibuk sibuknya mengejar ngejar wafa yang berbinar sekali melihat area luas mesjid, sesekali aq menghela nafas kecapean, sedangkan si cantik tak cape nya berlarian kesana kemari, aq lagi menunggu mamaku yang masih sholat magrib duluan sehabis kubawa makan d soto kuin,
tiba2 sekumpulan anak kecil, sepertinya anak2 yang biasanya nongkrong2 jualan koran atw juru parkir liar dliht dr kulit2 mereka yg agk legam seprti sering terpapar terik, mereka mencari iqro d rak Al Quran dan mulai bergerumbung di satu papan baca quran, kuperhatikan sekilas mereka agak kebingungan dengan bacaannya, temannya menyeletuk "bisa nggak kamu, sapa yang ngajarin??" yang ditanya mengkerutkan dahi nggak ngerti jawab apa, mata anak itu langsung menangkap sosok aku yang waktu itu lagi megang wafa yang hampir jatuh, 'mbaa..ajarin saya yah'
'deugh'
aku nggK ngerti jawab apa..karena posisiku lgi menjaga wafa yang lgi berlari2 dan msh antrian sholat..'wah tanggung' fikirku..tapi rasa tersentuhku melebihi itu..akhirny sambil menggirng wafa aq mengajari anak itu iqro sambil dikelilingi teman2nya, Subhanallah rasanya..yang aq fikirkan saat itu adalah kehadiran adik2 ikhwan yang masih single trutama u/ mewakafkan wktu magribny mengjrkn anak2 ini mengaji..anak2 yang keseringan hidup d jalan..aq yakin mereka pasti punya rumah, tp apa iya atmosfir rumah mendukung keingintahuan mereka yang besar ttg nilai2 positif, sampai anak ini saja kebingungan siapa yang bisa mengajari dia mengaji, aq terenyuh sesaat, hingga saat giliran sholat aq tiba, untunglah mamaku yang emang uda bakat ngajari anak ngaji (karena semua anakny juga selain dluar diajarin ngaji,ya mama jg yg ngajarin ngaji drumah) mama mau melanjutkan ngajarin mereka, saat berwudhu ada titik haru disudut mataku..anak2 itu..dan q yakin anak2 jalanan yang lain..mereka punya hak untuk membaikan diri, mereka punya keinginan besar untuk jadi manusia yang bermanfaat, namun kadang mereka belum bertemu wadah yang tepat u/ itu.
saatnya aq pulang, gantian temannya yang agak gemuk mengaji terpatah2 disaksikan teman lain, entah siapa yang bisa mengedit lafal mereka..hari makin malam..kami bergegas mencari taksi..suara ngaji anak2 itu mulai menghilang ditelingaku berganti suara2 pikuk kota d malam minggu..

proses kreatif

sebagian mitos mengatakan kalo orang kreatif itu bawaan lahir..udah DNA dari sono nya..bakat alam..nggak bakal bisa dipelajari. padahal dalam sekeliling kehidupan kita dipenuhi dengan kreatifitas. dan kreatif itu selaras dengan alam loh..bukankah Tuhan YME telah menciptakan alam dengan sentuhan kreatif. sebenarnya apa sii proses kreatif itu. penting ya kreatifitas bagi kita? ..dalam hal ini karena saya bergerak dlm wirausaha/bisnis saya merasa proses kreatif itu perlu banget dan penting banget.  tidak ada bisnis yang bisa bertahan lama tanpa adanya kreatifitas dari pemiliknya..atau inovasi bahasa kerennya.
kreatif itu cenderung melewati batas wajar, melewati batas normal, alias nggak masuk akal kata orang mah..tapi orang yg kreatif itu emang dasarnya nggak masuk akal kok..rada2 gila lah kira2 hehe.. kalo biasanya dari kecil kita diajarin ota kiri, ngegambar pemandangan harus pake gunung, jalan raya, sawah, dan mobilnya dijalan raya, orang yang berfikir kreatif menggambr mobilny nggak d jalan raya tp diatas gunungny..emang ada yang bisa nyalahin? nggak mesti mobil hrs ada d jalan raya kan? nah itulah ciri dari produk hsil kreatifitas nah..trus gmn caranya kita bisa kreatif
.ya berfikirlah out of the box. diluar kotak, kotak apa? kotak kebiasaan.  seperti gambar pemandangan tadi, jangan berfikir sama dengan orang kebanyakan
karena kreatifitas sifatnya individual..kl udah sama kayak orag kebanyakaan namanya udah nggak kreatif lagi, tapi pasaran!! heheh
orang yang kreatif itu sepadan dengan orang yg optimis kenapa? krn orag yang lgi berproses kreatif kadang mendpt pandangan sinis/pesimis, tp mereka tetap melanjutkan proses..optimis nggak tuh? ..kenapa orang yang berfikir out of the box itu biasany dianggap gila..karena mereka biasanya melawan arus, mainstream, orang kreatif yang positif biasanya akan melahirkan karya/produk yang nantinya akan jadi pioner, dituruti oleh orang banyak sehingga akan mempunyai pasar, nah setelah produknya pasaran, biasanya orag kreatif ini akan terus berfikir out of the box shinngga produknya terus orisinil, begitu seterusnya..nah sangat pwnting bagi kita pelaku usaha untuk terus berkreatifitas dalam sebuah karya/produk agar bisa menghasilkan produk2 yang  bermanfaat bagi orag banyak

Jumat, 01 Februari 2013

Resign dari PNS

Hari ini aq resmi keluar dari PNS :) Banyak yang menanyakan keputusan ini, tak sedikit pula yang menanyakan dengan nada seperti "menyayangkan" seakan akan aq akan melepas rezeki, secara zahir yang terlihat iya, dengan keputusan resign yang aq buat aku harus melepaskan gaji 6 juta per bulan dengan jabatan yang masih sebagai pegawai kelas bawah, masih banyak tangga yang harusnya akan kunaiki dengan karir2 yang juga pasti akan melejitkan penghasilan per bulanku
namun seiring waktu dan pengentahuan dan pendalaman aku tentang prinsip yang selama ini aku pegang, arah dan visi rumah tangga yang kami jadikan fondasi selama ini, membuat aku berfikir kembali tentang langkah yang aku jalani di masa depan nanti,
jika yang kupertahankan hanyalah uang pensiun, rasanya tidak sebanding dengan pengorbanan aku melimpahkan pengasuhan dan pendidikan anak yan harusnya itu adalah tanggung jawab pribadi, terutama pengenalan mereka terhadapa Allah dan agama, bisakah nenek mereka sevisi dengan kita?? bisakah asisten kita diarahkan untuk mencontohkan mereka untuk tilawah dan membiasakan doa, bukan mengajarkan loh tapi mencontohkan, jujur saya rasa susah tanpa pengawasan kita langsung, jika kita sendiri yang melakukan, bukan hanya anak anak yang belajar, ktia sendiri pun otomatis akan belajar :)
mereka pasti akan dewasa, tumbuh dan bertambah usia, dan mereka akan menemukan dunia nya masing masing dan suatu saat terpisah dari kita, namun yang kuanggap penting bukan mereka akan dewasa, tapi bagaimana cara mereka dewasa, apa hnya tumbuh, makan, minum, tidur, sekolah, bermain saja?? otak mereka jauh lebih dari itu kemampuannya,
Islam berada di puncak keemasan saat sahabat berada di usia muda, begitu dahsyatnya kekuatan generasi muda sehingga keberhasilan suatu bangsa digantungkan pada pundak generasi muda.
menyiapkan masa muda mereka tidaklah instan, tidak sekali jadi, penuh pengorbanan, air mata, kekesalan, bagaikan memahat di batu, namun selamanya akan membekas, tidaklah sia-sia kok Bunda perjuangan kita, Insya Allah.
setiap orang menginginkan eksistensi, dan bekerja adalah salah satu sarana selain untuk mencari penghasilan, adalah wadah ke eksistensi an kita di masyarakat, namun jika itu ternyata melumpuhkan ke aktif an kita sebagai seorang ibu, dan seorang istri, rasanya peran kita sendiri seperti ada yang pincang, ada yang cacat dimata Allah terutama. dan aku yakin dalam hati pun selalu ada perasaan bersalah, terutama untuk ibu yang bekerja full time yang tidak punya banyak waktu karena jatah cuti yang sedikit dan sering bepergian.
mungkin jika kita masing msing suami istri, ibu dan ayah bisa mendalami peran dan memahami perannya masing masing apa yang Allah kehendaki untuk kita, rasanya tidak ada yang komplain mengapa istri tidak bekerja, mengapa istri harus dirumah merawat anak anak dan mengurus tetek bengek urusan teknis rumah seperti nyuci, ngepel, masak, nyetrika, mengapa suami harus bertanggung jawab mencari nafkah, mengapa suami wajib memberi dana untuk istri dalam peran sebagai ibu dan istri (termasuk men"dandani" istri), dan sederet mengapa lainnya.
bagiku anak adalah amanah, jika nantinya anak justru tidak mengenal Allah dan Rasulnya, aq tidak bisa membayangkan bagaimana saat aku ditanya di akhirat nanti.
aq termasuk tipe orang tua yang tidak mengarahkan anaknya untuk cemerlang dalam nilai akademis, bagiku apalagi untuk zaman sekarang, agama, akhlak Islam adalah yang utama, menghafal Al Quran adalah cita2ku untuk mereka, Ponpes Hafidz adalah sekolah tujuanku untuk mereka, walaupun mungkiiin saja nantinya tidak sesuai yang diharapkan, minimal dibawah alam sadar mereka mempunyai saringan abadi dalam menyerap informasi dan melakukan tindakan, mereka anak2 kita akan takut jika berbuat dosa, tidak tenang dengan dosa, akan bahagia jika beramal, dan itu adalah suatu kebiasan yang berulang bertahun2 dan tentunya dari kecil, dan sekali lagi perlu dan sangat perlu peran orang yang paling dekat dengan mereka yaitu orang tua. bagaiman aq berfikir mrk bisa jika aq dan suamiku saja menemani mereka hanya diwaktu "sisa"
dengan ikhtiar bisnis yang aku lakukan sekaligus mencontoh Rasulullah dan mengasah kemampuan berbisnis yang jujur (bisnis itu bisa banyak peluang dosa bisa banyak peluang amal, jika jadi pedagang yang tidak jujur jadi dosa, jika pedagang sukses banyak sedekah)
namun diatas semua itu, Tawakkal terhadap Allah dan doa yang tidak putus seumur hidup, adalah bekal hidup tenang, seperti kata temenku yang sudah lebih dahulu resign dengan alasan yang hampir sama, "kita akan menikmati rezeki jika berapapun rezeki yang didapat kita bsia bersyukur dan jauhilah hutang, karena hutang tidak membuat hidup jadi tenang"
---->artikel ini hanyalah pendapat pribadi, bagiku, semua ibu, tidak bekerja maupun yang bekerja adalah seorang ibu dengan posisi yang mulia, dan semua ibu pasti ingin yang terbaik buat anak2nya
 maka berbanggalah dan amanah lah :)



 peluang penghasilan dari rumah

Senin, 14 Januari 2013

Belajar Jadi Ibu Rumah Tangga

cutiku sudah hampir 2 minggu berlalu, tepatnya hari ini aku mulai masuk kerja untuk yang terakhir kalinya.. i mean..2 minggu terakhir.
2 minggu selama cuti ini cukup membuat aku terkesan..terkesan dengan situasi baru, terkesan dengan tingkah laku bocah bocah kecilku yang menggelikan..dan terkesan dengan ke"tidaksiap"anku jadi full mother :)..sebenarnya cuti ini sebagai simulasi bagaimana keadaanku mengurus rumah tangga seharian.
beberapa hari yang lalu..setelah bersantai habis magrib dengan suamiku..honestly sebenarnya tidak tepat dengan kata bersantai..karena sisa sisa kerjaan rumahku masih menumpuk :)
suamiku yang baik hati (always) sambil memijit kakiku dan mendengar "celotehan" diriku tentang betapa capenya dirumah membuat seketika senyum nya keluar dan menggumam
"sabar..yayang baru belajar jadi ibu rumah tangga"
hmm.. ternyata tidak mudah, cukup sulit bagi diriku yang terbiasa dengan keadaan semua serba terstrukturisasi, dan tiap saat harus siap terhadap "mess (kekacauan)" hwehwe terutama dari 2 bocah yang lagi aktif dan eksploratif
namun (sambil masih dipijitin) aku berfikir lagi..walaupun itu sulit, diatas semua kekacauan itu :D ternyata menjadi ibu rumah tangga itu menyenangkan dan membahagiakan. swear deh
bukannya surut karena merasa pilihan resign itu tidak tepat, alih alih berfikir seperti itu, aku justru merasa beruntung, cukup beruntung karna masih disempatkan untuk merasakan bagaimana menjadi IRT yang bisa mengetahui perkembangan anak2nya dari hari kehari, ternyata yang aku sadari adalah aku belum mengenal anakku lebih jauh, emosi2 mereka dalam menghadapi situasi2 sulit menurut mereka, dan mengarahkan emosi mereka di tempat yang benar, ada sisi hatiku yang bersedih saat ternyata Hilmi, belum mendapat perhatianku yang maksimal, wah banyak sebenarnya PRku dan ya Alhamdulillah kesempatan untk lebih baik itu ada. Bukan berarti setelah menjadi IRT tiba2 aku akan menjadi pintar mengurus anak, tapi aku merasa ini akan menjadi kesempatan aku bertumbuh lebih baik dalam menjalankan amanah sebagai seorang ibu, dengan ini pula penggalianku terhadap pengetahuan agama mulai ada kesempatan untuk lebih banyak lagi, sehingga akan menjadi sarana pembelajaranku untuk mereka, jundi2 kecilku. mereka..adalah motivasiku untuk bisa lebih baik :)
IRT itu melelahkan, benar benar melelahkan, tidak hanya fisik, emosi, mental, namun entah kenapa kelelahan itu selalu terbayar saat melihat mereka berhasil melakukan/meniru sesuatu yang kita contohkan..
Bukan berarti keinginanku adalah suatu paksaan, menurutku pribadi, amanah bukanlah beban, enjoy aja, nikmati saja perkembangan mereka, bermainlah dengan mereka, ikuti kesukaan mereka sambil tanamkan nilai2 positif, kapan lagi kita bisa menikmati masa kecil anak anak kita kalau bukan sekarang, karena setelah mereka dewasa mereka akan bertebaran dimuka bumi untuk menyebarkan nilai nilai yang orangtuanya tanamkan waktu kecil, jadi bukan hanya golden age masa perkembangan fisik dan kecerdasan saja, Golden Age dalam hal Akhlak dan agama, soo..bukan mereka yang harus sholeh, tapi ortunya dulu yang harus belajar.:) bapaknya nggak sempat karena kerja, mom can do it.. dengan kata lain..saling berbagi tugas :)
jika digambarkan perasaanku ini seperti pelangi, berwarna warni.. heheh.. ada cape, lelah, senang bahagia, pegal, bosan, yahh,,bosan..itu kata yang paling sering ditakuti IRT dan pre IRT (yang mau jadi IRT)
coba bayangkan, baru 3 hari dirumah, aku sudah merasakan bosan, yeah..really boring guys, tapiii..nggak sebanding kok dengan kepuasan batinnya :) aku merasa kata bosan adalah bagian dari perasaan sebuah pekerjaan, memang pas dikantor aku nggak bosan?? pasti ada lah .. jadi menurutku rasa bosan bukanlah monster, you've got a lot of things to do, just have fun.apalgi kalau sifat bunda adalah orang yang dinamis, pasti bakalan banyak hal menyenangkan yang akan dilakukan..seperti saya yang suka sekali nge net dan akhirnya buka toko online deh :)
aku juga baru belajar kok, banyak hal hal baru yang akan antri untuk dipelajari, dan semuanya butuh proses, mungkin sebentar mungkin lama, tapi ingat, yang Allah SWT lihat dan nilai adalah prosesnya kok, bukan hasil. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang
seperti saya pribadi yang ingin anak saya jadi sholeh, bisa hafidz, ini pasti perlu proses dan perjuangan, jalani saja perjuangannya, tidak usah memikirkan hasil,  Allah yang menentukan takdir. toh sejelek2nya hasil kita, Insya Allah anak kita pasti lebih baik
yang pasti kesungguhan kita dalam mendidik dan menjaga amanah tersebut, karena itu akan berpulang pada amal kita di akhirat nanti. Insya Allah