Rabu, 26 Mei 2010

umi mode kepengen narsis on

Nggak tw hare ne taDi peNgen BanGet DifOt0..

pengen gaya2an kayak cewek di facebook getho..( tp skrg g tw kurang pd, narsisnya berkurang drastis)

lha ternyata pemandangannya kurang tepat..

pantai bagaImaNa???

ah.. dasarR.si Umi..dOyaNnya sAma pantai teruS..

paliNg-palIng juGa besoK bEsoK nGgaK PengEn diFotO lge..

Hehehe...

(angIn NarSis nYa udah iLanG lge)

Kepengen (umi mode kepengen narsis on)

Nggak tw hare ne tadi pengen banget difoto

pengen gaya2an kayak orang2 di facebook getho..( tp skrg g tw kurang pd, narsisnya berkurang drastis)

Kepengen (umi mode kepengen narsis on)

Nggak tw hare ne tadi pengen banget difoto

pengen gaya2an kayak orang2 di facebook getho..( tp skrg g tw kurang pd, narsisnya berkurang drastis)

Kepengen

Nggak tw hare ne tadi pengen banget difoto

pengen gaya2an

Kepengen

Nggak tw hare ne tadi pengen banget difoto

pengen gaya2an

obrolan hari ini..

aku kaku,
apa yang harus kuketikkan di keyboard ini pun aku menjadi buntu
nggak tau..mungkin karena terapi hati yang kuterapkan masih belum berhasil
melamun, itulah yang biasanya dikerjakan orang yang mempunyai hati yang kosong
kadang, karena kita terlalu jauh dari Tuhan, seperti berada di hutan yang rimba, tak tau arah, bingung harus mulai berjalan ke arah mana dan menuju ke arah mana
dan kadang pula, saat kita merasa lelah mencari arah, kaki yang letih ini membuat kita terjebak dengan kata menyerah..
menyerah dengan keadaan, menyerah dengan dosa,
fhuhh.. dan pasti syetan2 pun bersorak gembira, berpesta pora,
dan tak sadar diri menangis, tapi yang tersisa hanya air mata..
walaupun jalan masih tak terarah menuju padaNya..
 .....
 ......
(menunggu lanjutan cerita...)

Balikpapan, 27 Mei 2010

Kamis, 20 Mei 2010

Suatu Waktu

Suatu waktu
kuharap kau mengerti
saat ada goresan yang menyertai
dan aku pun berusaha mengerti
saat goresan itu berbaris rapi disini

suatu waktu
tanpa sengaja kita berjalan mundur
menengok masa lalu
dan menangisi kesalahan
"apa yang telah kuperbuat??"
hingga ingin kembali ke masa itu
mengurai benang yang terlanjur kusut
dan merajut kenangan indah

suatu waktu
terhenyak itu adalah sebuah masa lalu
dan waktu terus berjalan ke depan
diirngi gelak tawa
belai mesra
dan tetes air mata

dan kelak suatu waktu
saat kita beranjak renta
kita hanya saling memandang
dan jika hasrat sudah memudar
hanya ada ikatan batin dan isyarat mata
bahwa kita sudah satu jiwa


Balikpapan 21 mei 2010

Waktu

Waktu
Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.


Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.


Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.


Kahlil Gibran

Senin, 17 Mei 2010

sudah lama

Sudah lama

 

Hmm, sepertinya sudah lama ya?

Apanya yang sudah lama?

Sudah lama ngga sakit

Kan biasanya sehat selalu dan penuh dengan energi

 

Iya nih, kenapa ya tiba2 jadi sakit

Ngga tahu ya, mungkin karena kebanyakan kena angin, kena radiasi kompi, ma kena debu dan lainnya

Ya udah, kalau demikian, mendingan sekarang istirahat aja

Toh ini juga akhir pekan, bukan?

Ataupun kalau sedang dikantor, jangan terlalu banyak lari sana-sini

Cukup duduk dan kerjakan sesuai dengan kemampuan

 

Lagipula, sakit kan membantu mengurangi dosa2 kecil yang diperbuat

So, meskipun sakit

Tetaplah berucap syukur

Segera katakan alhamdulillahirobbil aalamiin

 

Ya, benar

alhamdulillahirobbil aalamiin

semoga sakit ini membantu mengurangi dosa-dosa kecil

amiin

 

(ngomong sendiri waktu sakit, hmm, hmm, .... hehe)

 

Balikpapan, 18 Mei 2010

SS

 

Baru sempat kusampaikan sekarang

Senin, 10 Mei 2010

Spiritual Parenting

Biasanya aku dan suami disaat undangan aqiqah selalu menyelipkan kata-kata di bawah ini
"moga menjadi anak yang sholeh dan berguna dan bla..bla..bla.."
dan keknya kebanyak juga gitu yah ucapannya..

tapi ucapan kami berubah setelah acara aqiqah anak pertamaku, secara spontan Murobbiku bilang, "Ammah (bahasa Arab yang berarti Tante) nggak doain kamu yah nak..Ammah doain Abi Umi nya aja supaya jadi orang tua yang sholeh,"
aku tertegun..hmm..benar juga..pendidikan pertama berawal dari rumah kita, dan guru madrasah pertama adalah orang tua,
Anak diibaratkan sebagai sponge yang menyerap air, sangat cepat terserap di pikiran mereka apa yang mereka dengar, mereka lihat dan mereka pelajari,
seperti aku yang

Spiritual Parenting

menanti (dengan harap-harap cemas) Generasi 2020..

kemaren, saat aku bersantai dengan keluarga, ada sebuah iklan di tivi yang meng iklankan tentang pemilihan artis dan group band terfavorit pilihan pemirsa yang (sangat aneh dan disayangkan) disponsori oleh tayangan program anak-anak,
saat itu kami ngobrolin tentang nasib grup band yang menjamur sekarang 10 tahun mendatang apa tambah maju apa tidak, trus aq nyeletuk dengan santainya "mudah2an jangan tambah maju deh bi"..
"mudah2an yang lebih maju justru nasyid bi.."
"ho ya..amiinn" suamiku baru ngeh..hehe

sampai kapan sih generasi pemuda islam disuguhkan dengan lagu-lagu cengeng tersebut??

setiap hari tayangan2 yang berbau musik2 remaja off air dan on air bertaburan di semua tivi swasta, grup band2 baru bermunculan bak jamur di musim hujan, masing2 memperlihatkan karya terbaiknya..(katanya seh)
sebenarny aku tak terlalu peduli tentang penghargaan dari sisi seni atau apalah yang dielu elukan pencinta musik, emang dasarnya nggak peduli sich.. nggak penting!!

yang aku tahu cuma satu, mental pemuda Islam yang semakin menjadi2 (merosotnya) karena di doktrin tentang suguhan2 cinta2 monyet, cinta tanpa harus memiliki, makan pacar teman, atau ttm, atau apalah cerita lagu yang sebenarnya karena sudah jadi tema yang menjamur di grup band menjadikan pemuda sekarang berprilaku berdasarkan kata2 yang setiap hari mereka dendangkan, ckckc..halus sekali teman... mereka (tanpa sadar) menjadikan lagu2 tersebut pembenaran atau malah inspirasi prilaku mereka..gaswat!!
di sisi lain, nasyid semakin tenggelam, nasyid2 yang ada di komputer rumah, sebagian besar adalah koleksi nasyid jadul yang sekarang nasyidernya tidak (atau aku yang kukolnas- kurang koleksi nasyid) kudengar lagi namanya,
hanya segelintir, yap hanya segelintir pemuda Islam yang menggaungkan kebenaran dari sisi lagu, menggaungkan tema tentang akhlak, kecintaan pada ilmu, kepedulian pada Palestina..palagi tentang Pencipta.. alih2 gitu, yang sering kudengar justru gini.."Tuhaaann..satukanlah cintaaa kami berdduuuaa..jreng..jreng.."
doenkk..
makany aku sangat appreciated banget sama orang, entah dia itu nyanyiin pake lagu pop, pake lagu rock, pake jazz, pake nembang, wiss pokoke apalah yang menceritakan tentang keadilan..sejahtera..uppss..(itu mah partai), tentang kepedulian tentang alam, lingkungan,..
hey pemuda Islam, bangkit donk.. buka mata lebar-lebar, kita udah ketinggalan jauh, kita itu punya misi besar, lebih besar dari misi nya CIA yang kalian liat di filem2 barat yang sering kalian tonton itu, masa muda adalah masa yang paling produktif, kalo udah kerja, udah tua, sel2 otak nggak maksimal lagi bro.. yang ada justru gimana caranya ngadepin pensiun, udah pensiun udah deh..selesai..ih garing banget dah..trus dimana perjuangan Umat Islam sebagai umat yang dibanggakan Rasulullah.. wooyy..bangun!!
Dunia Islam digempur habis2an dengan budaya ideologi moralitas dan ide2 pemikiran luar, oke..bandingkan aja..lebih sering mana kita dengerin murottal daripada lagu2 anak band (lokal atow bule), lebih hafal mana kita dengan tokoh2 Islam daripada tokoh film Hollywood, wah..berabe..kalo gini gimane ngajarin anak cucu kita sejarah Rasulullah, waduh.. jangan2 kalo disuruh menceritakan ringkasan sejarah Rasulullah aja masih binun.. (ringkas aja loh..2 halaman cukup..bisa???)
yup..Generasi Islam harus di 'bina' kalau tidak ingin akhirnya 'binasa'
wake up adik2ku.. (termasuk adikku yang dirumah..:))..kalian adalah tumpuan Islam di masa mendatang,  tongkat panji ini akan diserahkan secara estafet kepada kalian, sanggupkah kalian memegang panji itu...??

cukuplah bersantai berjamaah, jangan hanya mati meninggalkan nama, matilah sebagai pejuang Islam yang meninggalkan sejarah...ruh kalian akan diarak arak oleh malaikat dan disambut dengan sukacita oleh para Bidadari di syurga, tidak perlu pengakuan eksistensi itu dari teman2mu yang melenakan, cukuplah pengakuan itu menjadi pengakuan tertinggi oleh Allah SWT, Zat yang menciptakanmu

mari..renungkan kata seorang pemuda yang namanya sudah digoreskan dengan tinta emas di sejarah perjuangan para pemuda Islam..

“Umat harus bangkit. Namun aset umat ini untuk kembali bangkit telah terkuras habis, kecuali satu : itulah pemuda.” Ya, inilah saatnya bagi kita untuk bangkit, untuk senantiasa berada dalam garis keseimbangan antara amal, akal, dan ruhiyah . Pilihan kini berada ditangan kita, untuk menjadi umat pengganti atau yang tergantikan ??


yup..dialah Hasan Al Banna..Wallahu a'lam bis sawab

"sumber: jundi kecilku yang akan beranjak setahun, saat kau bisa berjalan nanti..berjalanlah menuju kebenaran..walaupun itu berliku dan berdarah darah...

Minggu, 09 Mei 2010

Memahami jalan pikiran pasangan

Pahami cara berpikirnya, sebelum membuka jalur komunikasi antara Anda dan pasangan.

Marwan pusing tujuh keliling menghadapi Mirza, istrinya tercinta. Sudah hampir dua minggu Mirza mengeluhkan keadaan kantornya. Mulai dari bosnya yang otoriter hingga teman bekerjanya yang kata Mirza suka menjilat. “Ya sudah, kalau kamu pusing, keluar saja! Toh aku masih bisa membiayai kebutuhanmu,” ucap Marwan dengan enteng. Herannya, Mirza malah semakin uring-uringan mendengar kata-kata Marwan. ‘Apa sih yang diinginkan Mirza?’ keluh Marwan dalam hati.

Pernikahan mereka memang baru menginjak tahun pertama, sehingga tak heran jika Marwan masih bingung menghadapi ulah Mirza. Namun umumnya pria atau wanita tidak memahami cara berpikir pasangannya. Masing-masing menggunakan frame cara berpikirnya sendiri untuk memahami pasangannya. Padahal antara wanita dan pria memiliki cara berpikir yang berbeda. Paling tidak itu yang diutarakan oleh Dr. Terri Orbuch, Ph.D, seorang profesor dari University of Michigan dalam bukunya 5 Simple Steps to Take Your Marriage from Good to Great [Random House, Nov.1, 2009].

Tulisan yang diambil dari hasil studi jangka panjangnya pada perkawinan membocorkan rahasia apa yang harus diketahui oleh pria dan wanita terhadap apa yang dipikirkan pasangannya. Coba simak hasil studinya:
Yang harus dipahami pria tentang cara berpikir wanita dalam suatu hubungan:
Wanita umumnya lebih sensitif pada masalah yang timbul dalam perkawinan dibandingkan pria. Ketika wanita menemui adanya perbedaan pendapat, umumnya pikiran itu bisa menetap cukup lama dalam benaknya, walaupun konflik tersebut sudah reda. Sehingga jangan heran jika ia berulang-ulang mengungkapkan pendapat yang sama dan seolah-olah tidak mau beranjak dari pendapatnya semula, sampai ia benar-benar merasa yakin. Terbalik dengan pria. Jika dianggapnya perbedaan pendapat sudah dapat diatasi, maka pikiran akan hal tersebut akan langsung lenyap dari benaknya.
Pria harus memahami bahwa jika wanita memiliki masalah, mereka hanya ingin berbagi masalah tersebut dan tidak menuntut Anda untuk menyelesaikannya. Wanita hanya ingin didengarkan, dipahami, dan mendapatkan empati dari Anda.
Wanita membangun hubungan lewat pembicaraan. Umumnya ia baru merasa dekat dengan orang lain dengan cara berbicara serta berbagi informasi personal. Membicarakan permasalahan dengan orang yang dekat dengannya merupakan terapi terbaik bagi seorang wanita. Berbeda dengan pria yang membangun hubungan lewat kegiatan yang dilakukan bersama, misalnya berolahraga atau bermain board game.

Sedangkan yang harus dipahami wanita tentang cara berpikir pria dalam suatu hubungan:
Pria membutuhkan afirmasi dari pasangannya. Lewat penegasan yang diberikan oleh pasangannya, pria akan merasa menjadi spesial, dicintai, dan diperhatikan. Wanita juga butuh merasa diperhatikan, namun umumnya wanita sudah mendapatkan afirmasi dari orang-orang di sekelilingnya, misalnya saudaranya, orangtuanya, dan sebagainya. Berbeda dengan pria yang jarang mendapatkan afirmasi dari orang lain.
Pria lebih berorientasi pada aksi. Mereka sulit mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata, walau sebetulnya mereka bisa mempelajarinya. Sehingga jika ingin tahu kadar cinta si dia, cobalah perhatikan apa yang telah dilakukannya untuk Anda. Misalnya membuatkan Anda teh di pagi hari, mengisi tangki bensin Anda, dan sebagainya.
Pria tidak suka dikritik. Sehingga jika wanita ingin mengubah suatu kebiasaan atau membicarakan perbaikan dalam suatu hubungan, pria akan salah menginterpretasikan menjadi suatu kritikan, atau merasa ada yang salah dengan perilakunya. Karenanya, elus egonya terlebih dahulu dengan membicarakan hal-hal yang positif tentang dirinya, baru kemudian masuk ke inti permasalahan. Yaitu membicarakan perbaikan dalam suatu hubungan.

sumber: http://alifmagz.com/wp/2010/01/29/memahami-jalan-pikiran-pasangan/

Rabu, 05 Mei 2010

sederhana itu kan tidak selalu harus sederhana

Sederhana kan tidak selalu harus sederhana

 

Kenapa lagi hal ini terlintas dalam benak, pada saat aku berbicara dengan istriku kemarin dalam komunikasi via chatting ya?

Hmm, aku juga bingung..

Saat tulisan ini akan diposting pun, masih saja bingung apa dan kenapa judul ini telah di tuliskan kemarin...

 

Beberapa jam berlalu, istirahat siang kulaksanakan , pulang kerumah dengan istriku tuk temui anak kami yang diasuh oleh Mama, maaf ya sayang...

Dalam perjalanan kembali ke tempat kerja, kami berdua kembali melalui jalan-jalan yang sehari-hari kami lalui pada saat akan kembali ke kantor setelah istirahat siang.

 

Ada satu titik di salah satu pinggiran jalan yang selalu menjadi perhatian tatkala melaluinya, pinggiran jalan sebelum perempatan yang memiliki beberapa pedagang (hehe, sebagian di deretan ini memang diisi oleh penjual, mulai dari pedagang baju, bengkel, spare part kendaraan bermotor, bakso, es campur, playstation, rental game, minyak tanah, toko kelontong, penjual pulsa dan lain-lain....), nah salah satu dari beberapa pedagang ini, ada pedagang yang tidak memiliki wadah (baca : rumah) berdagang, namun hanya menggunakan sedikit halaman di bagian depan sebuah toko kelontong, diatas jembatan kecil yang menyambungkan trotoar dengan wilayah rumah yang di bawahnya mengalir air parit.

 

Pedagang inilah yang selalu menjadi pusat perhatian bagiku, karena pedagang ini cukup unik.

Beliau adalah seorang penjual rujak, yang usianya mungkin sama dengan atau lebih dibandingkan dengan bapak, sekitar 50 tahun ke atas, mungkin.

Tidak seperti pedagang rujak pada umumnya, yang berjualan rujak dengan gerobak dorong, gerobak gendongan, namun gendongan ini hanya sebagai jalan perpindahan saja dari rumah beliau ke lokasi tempat beliau berjualan, karena beliau berjualan secara menetap di titik yang saya sebutkan tadi.

 

Salah satu yang paling menarik, apabila kita melihat titik berjualan beliau, yang pertama kali melihatnya, pasti akan bertanya "ada apa, ya? Kok ramai sekali", mulanya aku hanya berfikir kalau itu hanya kebetulan saja, namun setelah berkali-kali melaluinya tatkala menuju ke rumah, aku pun yakin kalau hal itu bukan kebetulan, cieeh...

Penasaran dengan hal tersebut, kucoba hentikan kendaraan pada suatu waktu untuk mencoba rujak buatan beliau, "rujak yang selalu ramai pembeli ", fikirku.

Bersama istri kemudian kami membeli  dua bungkus rujak, karena tidak tahu harganya, maka kami bertanya berapa harganya, kami tercengang! Karena harga yang di sampaikan bapak penjual rujak adalah setengah dari harga yang biasa kami tebus untuk membeli sebungkus rujak. Wah murah nih!

 

Aku pun mengamati, bapak penjual yang dengan lihainya membuka wadah jualannya, mengambil beberapa potong buah, memotong , mewadahinya dengan plastik dan kemudian mencampurkan sambal yang terdiri dari gula merah yang di ulek dengan cabai.... hmm, lidah serasa basah.

Dua bungkus tersedia dihadapan kami, dengan porsi yang hampir dua kali penjual biasa, wah sudah banyak, murah pula, bener-bener rekomendasi nih, hehehe.

 

Di kantor,  rujak itu saya makan dengan lahapnya, dan setelahnya selain kepedasan bercampur kekenyangan dikarenakan porsinya, saya sangat puas karena rujaknya enak, anda mau?

 

 

 

Lha? Terus apa hubungannya dengan judul yang saya tulis diatas ya? Maaf karena kemana-mana jadinya, namun memang hal inilah yang saya dapat bilang "sederhana kan tidak selalu harus sederhana", kenapa demikian? Sepertinya kurang nyambung ya antara rujak dengan kesederhanaan.

 

Nyambung lah (minimal menurut saya pribadi), jadi dengan tampilan rujak yang sederhana, namun menghasilkan perasaan yang tidak sederhana,

kesederhanaan rujak ini mampu menjangkau masyarakat bawah dengan harga murah, isinya yang banyak memenuhi kebutuhan buah harian, dan rasanya sama dengan rujak yang lain (yang lebih mahal).

Entah apa disengaja atau tidak oleh penjualnya, dan dengan motivasi apa di balik dijualnya rujak sederhana ini, yang jelas kesederhanaan rujak ini menimbulkan hal yang tidak sederhana, minimal bagi diri saya pribadi....

 

Ohya, sampai lupa  menyampaikan, rujak ini kenapa sederhana?

Karena rujak ini hanya terdiri dari buah Kates dan nenas  yang mudah diperoleh, mudah diolah dan mudah diterima oleh pembelinya...

 

Ada-ada saja!

 

Balikpapan, 5 Mei 2010

SS

Selasa, 04 Mei 2010

Sepasang Mata itu Selalu Mengikutimu



Mata itu selalu ada untuk mengikutimu
menyaksikan setiap langkahmu
Sepasang Mata itu milik sesosok bayangan
Bayangan yang ada disekitar kau berpijak

Hati-hatilah
mata itu tak pernah lepas memandangmu
dimanapun kau bersembunyi
mata itu pasti kan menemukanmu

mata itu menyalak dengan niat jahatmu
dan tersenyum dengan setitik kebaikanmu..

Mata itu tak pernah lepas memandangmu
lihatlah sekelilingmu
pandanglah ia dengan nuranimu
saksikan dengan kacamata imanmu
psti kau kan melihatnya
ia memegang sesuatu di tangannya


buku hidupmu...


Balikpapan 5 Mei 2010

Senin, 03 Mei 2010

ketidak beradaan kadang mengganggu

Ketidakberadaan kadang mengganggu

 

Mungkin kesan tiada jelas akan muncul, sedikit maupun banyak, tersirat atau tersurat, dihati atau diucap, hmmm....

Namun, kenapa tetap saja ketidakberadaan tetap saja terjadi, kenapa?

Bukankah kita semua tahu dan faham, mengerti dan menyadari bahkan ucapan hati kecil kita yang kadang berkabut karena tertutup nafsu dan keinginan pun, sangat sadar akan adanya keterbatasan yang kita miliki, ya, sadar dan tahu

Namun terkadang, disadari ataupun tidak disadari, bahkan, kita pun sering melakukannya, kita yang membuat batasan itu secara alami sebagai bentuk penolakan diri terhadap ketidaksukaan atau ketidaknyamanan pada suatu hal

Alhasil, kadangkala keterlibatan kita tidak maksimal, ketidakhadiran tanpa adanya kejelasan, melepaskan diripun, tanpa tata krama yang seharusnya dapat ditunjukan

Kenapa ya, hal seperti ini terus terjadi dan terulang?

Apakah karena mutu nilai di negeri ini semakin terkikis?

Ataukah karena kurangnya antibodi yang dimiliki?

Ataukah sang virus yang merajalela begitu kuatnya, sampai-sampai siapapun yang terinfeksi, tidak menyadari keadaan yang dimiliki?

Atau mungkin ini bentuk pemberontakan terhadap nurani terhadap kebaikan akan nilai?

Entahlah...

Aku hanya mengamati saja, sementara,

Sembari menanggapi sebisa yang kumampu

Sembari menasehati setahu yang kuanggap lebih tepat

Semampu.. ku.

Terus terang, kadang-kadang aku,

Juga melampaui nilai tersebut

Benarlah kalau dikata, "tidak ada yang sempurna"

Sangat tepat, dan sangat benar

Kalau kesempurnaan itu hanyalah milik SANG MAHA SEMPURNA

Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar... (walau terucap lirih, percikannya tetap membakar hati)

 

Balikpapan, 3 Mei 2010 (sewajibnya kutelah posting 2 Mei 2010)

SS

Minggu, 02 Mei 2010

Untuk Adik Remajaku ( Cerita Cinta Aktivis Dakwah)

Ketika ikhwah Jatuh Cinta - Akhwat berbicara


Artikel yang menurut saya lumayan bagus. Meski temanya klasik tapi menarik untuk dibaca karena dari sudut pandang akhwat dan bisa jadi renungan kita. Yah.. selama ini kan akhwat cenderung diam kalo udah masuk ke wilayah cinta. Di saat makin banyaknya aktivis-aktivis dakwah yang sudah kebablasan dalam hal cinta. Menjajakan cinta atas nama dakwah. (afwan Sebenarnya rada sarkas juga sih pemilihan katanya, tapi mesti gimana lagi penggambarannya? susah klo mo pake istilah laen, lagian kita sering nggak ngeh kalo penyebutannya terlalu biasa).

Soalnya kebanyakan (saya nggak bilang semua lho…,) aktivis dakwah sering TP TP sama lawan jenisnya. Itu bisa dilihat ketika dia sering TP TP lewat fasihnya kata-kata, luasnya ilmu, lewat indahnya untaian nasihat, lewat merdunya suara, dkk. Yang jelas motivasinya secara tidak disadari melenceng jadinya, sayang banget khan? Mungkin dan sangat bisa jadi kita pengumbar nafsu. Wah gimana donk?! Maunya show amal dengan fatwa-fatwa agama ke orang lain, eh gak taunya nyari muka, aduuuh sayang banget yak?! Maunya sih kasih comment di FS dengan taushiyah,nggak taunya??? Biar dianggep paling mantep ruhiyahnya.

Hohoho… ini kenyataan lho.. saya sering iseng2 chek comment2 FS “aktivis dakwah”.. yaahh.. lihat aja dari fotonya.. biasanya siy yang ikhwan kalo nggak tampang sholehnya yang dipajang yaa.. gambar mujahid Palestine, atau orang pake sorban (kafiyeh) dengan muka sebagian ditutup. Liat dari gambarnya siy waah.. subhanallah… Militan negh kayaknya! profilenya juga.. mulai dari puisi tentang dakwah, aktiivitasnya dakwahnya yang segambreng, sampe kata-kata mutiara yang bisa bangkitin ghiroh! Tapi pas liat commentnya… hihi… rata2 yang ngisi akhwat.. dengan kata-kata romantis pula..Beberapa contohnya,

“syukron akhi atas tausyiahnya. . jangan bosen-bosen ingetin ana yah…”


(hihi.. nggak ada akhwat yang ingetin anti ya ukh…?)

“Salam.. Lama nggak silaturahim, .. gimana kabarnya? Sekarang kegiatannya apa?”

(penting gitu? Siapa eloe?!)

“Add ana aja akh.. biar nambah ukhuwah… ini alamatnya……, atau kalo mau chating ini alamat YM ana…” (hadooohh… MR-nya nggak marah tuh ukh?!)

Hehe.. masih banyak lagi dah yang laennya.. di FS akhwat juga nggak jauh beda.. biasanya dengan foto kartun bergambar akhwat, kemudian ngeliat profilenya yang lebih mirip biodata untuk taaruf, sampe puisi-puisi cinta.. (haddooohh…) comment2nya pun nggak kalah vulgar dengan yang di atas… cuma bedanya yang ngirimin ya ikhwan… hohoho…. pernah saya iseng sekali2 comment ke akhwat tsb.. “hihihi… gile bener…!!! ikhwan semua tuh yang comment ukh! Mesra-mesra pula lagi! Kenapa nggak sekalian aja ajak taaruf… terus temen2 akhwatnya mana tuh ukh… lagi marahan yah? Sebenernya siapa yang salah ya? Hohoho…”

Ya Allah… begitu halusnya… hingga kita tak menyadarinya. Jangan-jangan saya dan kita mungkin sudah terjebak dalam permainan setan ini?! lambat laun karena tidak sadar, akhirnya kita telah jadi korban.

Tanpa bermaksud menuduh siapapun, tulisan ini tentunya tidak harus membuat kita berhenti terpaku tuk meneruskan berbuat kebaikan, saling menasehati, bertausyiah, berfastabiqul khoirot. Karena berhenti dan sesuatu harus bersandar pada Allah SWT. Namun sangatlah bijak, jika kita mau berhenti sejenak menengok ke dalam relung hati kita yang paling dalam, sudah luruskah niat kita? adakah benih karat yang mencoba menggerogoti? Kenapa tausyiah kita hanya kepada lawan jenis? Padahal masih banyak saudara2 kita sesama jenis yang butuh nasihat kita. Niat & keikhlasan seutuhnya adalah urusan makhluk dengan sang Kholik langsung, manusia lain manapun tidak mampu menilainya. Jika belum lurus, mari kita sama-sama luruskan. Jika merasa berat meluruskannya, mari sama-sama berdo’a semoga Allah memberikan kekuatan lebih dan senantiasa menjauhkan kita dari keterpedayaan. Selamat membaca artikel singkat di bawah ini.



Ketika Ikhwah Harus Jatuh Cinta

Akhwat Berbicara…

Frens fillah…izinkan ane bercerita. Dalam kisah ini ane memakai sudut pandang orang pertama tunggal (aku, saya, ane, gue, whatever!), alurnya bolak-balik (alias semau ane). Ending terserah ente. Dan settingnya di sebuah medan bernama medan dakwah. Di sana penuh dengan cobaan, ujian, onak, duri, aral melintang sampai romantisme perjuangan.

Mengapa romantisme? Karena ane rasa di stasiun-stasiun perjalanan, di setiap sendi kehidupan, di setiap makhluk yang bernyawa (terutama manusia), yang di dalamnya ada segumpal daging yang disebut hati, di hati itu ada rasa. Rasa itu berwujud cinta. Cinta itu fitrah! Cinta itu anugerah! Yang jika benar menempatkannya, akan berakhir bahagia. Dan jika salah penempatannya, maka akan berujung malapetaka.

Yah.. cinta. Tak pernah bosan untuk dibahas. Sesuatu yang diulang, dan akan terus berulang. Dari zaman nenek moyang (bapak Adam dan Ibunda Hawa) sampai akhir zaman. Manusia yang tengah merasakannya bisa lupa waktu, lupa diri, lupa makan, bahkan lupa ingatan! (ck..ck..the power of love). Afwan, ane bukan seorang pujangga apalagi pakar cinta. Tapi (katanya) kekuatan cintalah yang menjadikan seseorang mendadak puitis, mendadak kreatif, mendadak inovatif, mendadak solutif, dan mendadak dangdut (lho?! He..he..af1 jiddan). Ane akan coba fokus. Ane gak akan membahas tentang cinta. Apa itu cinta, untuk siapa cinta itu diberikan, dan lain sebagainya. insyaAllah akan ana bahas di lain kesempatan. Dengan topik dan judul yang berbeda tentunya.

Oh ya… Izinkan juga ana bicara dari hati seorang wanita (bukan berarti mewakili kaum hawa keseluruhan) ini murni dari suara hati ane pribadi, so jangan men”generalisasi”kan pada semua akhwat. Kalo mau protes ke ane aja, otre?!)

Fenomena ini mungkin terjadi hampir di setiap medan dakwah. Pokoknya ada aktivis dakwahnya, ADS (Aktivis Dakwah Sekolah) maupun ADK (Aktivis Dakwah Kampus/kampung) . Pemerannya adalah akhwat en ikhwan. Keduanya adalah partner yang saling berkoordinasi dalam dakwah. Banyak sekali artikel dan buku yang telah membahasnya. Seminar, dauroh, sampai kajian liqo-pun membicarakannya. Gimana kalao ikhwah jatuh cinta? Hmmmm…. wajar tuh! Fitrah koq! Normal ih! (oke-oke… peace man!) dari ikhwah yang militan sampai yang meletan, semua berpeluang merasakannya. Yang jelas jatuh cinta ala ikhwah gak sama dengan orang ammah. (af1, maksud ane ikhwah di sini yang tingkat pemahaman keislamannya lebih -sedikit atau banyak- dibandingkan orang ammah/awam). Kalo yang ngakunya ikhwah (ikhwan or akhwat), cara mengelola, memanaj, dan menyikapi, seharusnya, lebih bijak, lebih hati-hati, lebih terkontrol, tanpa harus mengikuti dorongan nafsu dan masih dalam koridor-koridor syar’i (warning! Harap dibedakan dengan ikhwah yang “bermasalah” ato “error”, kasusnya beda lagi).

Selain cara menyikapinya, cobaan dan ujiannya juga beda. Tentunya syaitan pengujinya juga selevel dengan kualitas yang diuji. Sebagai aktivis yang menyeru ke jalan Allah, ber-amar ma’ruf nahi munkar, godaannya lebih berat lagi. Gimana nggak? Wong aktivis dakwah sholatnya tepat waktu dan berjama’ah di masjid, tilawahnya 1 juz perhari, diamnya dzikir, ma’sturat pagi-petang, qiyamullail, rawatib, en dhuha nggak pernah ketinggalan, amalan-amalan sunnah yang lain pun tetap jalan, bacaannya yang berbau islam, hadirnya ke majelis ilmu dan majelis dzikir, hidupnya hanya untuk dakwah dan jihad fisabilillah… ck…ck….syetan cs pada kualahan tuh! Syuro nya jadi lebih giat buat ngatur strategi jitu.

Tapi yang namanya syetan gak akan kehabisan akal (emang syetan punya akal???!!!) dia punya 1001 (bahkan beribu-ribu) cara untuk memasuki celah-celah yang menjadi peluang baginya. For example, dari hasil nguping pembicaraan manusia, syetan dapet bocoran kalo cinta itu datangnya dari mata turun ke hati. Akhirnya ia berusaha menggoda aktivis dakwah dari matanya (pandangannya) , banyak juga sih yang berjatuhan akibat ulahnya ini. Tapi godaan ini gak mempan, gak ngaruh, en ga ngefek bagi aktivis yang ghodul bashar (menjaga pandangan). Kemudian syetan dkk mengambil cara lain. Sms-sms bernada dakwahpun menyebar. Dari paket taujih, bangunin qiyamullail, nanya kabar, lagi ngapain? Udah makan ato belum? Met ultah yaaa (gubrak! Mang siapa lu, siapa gue???!)

Nggak sampe di situ, syaitan juga semakin canggih mengikuti perkembangan IPTEK. Syetan yang udah lulus kuliah di jurusan teknik informatika membuat program-program khusus di internet dan menyebarkan virus-virus aneh ke computer hati para aktivis dakwah. Yang gak punya komputer pribadi penyebaran virusnya bisa lewat flash disk, CD room, kabel data, disket dan lain-lain (nyambung gak seh? Ya disambung-sambungin aja ya!). berbagai fasilitas di dunia maya telah disajikan. Mulai via email, chatting, fs dengan testinya, sampai sebuah situs yang memfasilitasi para netter agar bisa berinteraksi dan memiliki komunitas sambil menampilkan foto dirinya. Semua hadir di tengah kita untuk memudahkan komunikasi. Fasilitas ini pula yang dimanfaatkan aktivis dakwah untuk bersilaturrahmi, sharring pengetahuan, diskusi dakwah, menjalin ukhuwah, dsb. Dst. Ada juga yang niatnya mencari pasangan hidup. (Itu mah kembali ke diri sendiri. Mau pake jalur “swasta” [nyari sendiri] ato jalur “negeri” [lewat murabbi] yang jelas keberkahan harus tetap dijaga. Saran ane, senantiasa luruskan niat! Di awal, di tengah, sampai akhir).

Nah, dari komunikasi dunia maya itu, ada yang memberitahukan identitas diri, ada pula yang tidak, bahkan ada yang menyembunyikannya dengan berbohong. Astaghfirullah… .namanya juga dunia maya, dunia gak jelas! Awalnya mungkin nanya asl, skul-kul-or ker, dmn? Nama? ada fs? Email? Sampai tukeran no HP (waduh koq tahu nih? Pengalaman pribadi ya? Sstt…amniyah ^_^). Nggak cukup sampe di situ, follow-up nya adalah sms-sms taujih dan kata-kata penyemangat. Ada juga yang ngirim berita/artikell islami lewat email. Atau sekadar berbalas testi di friendster. Ada juga yang janjian chatting di YM (Yahoo Messanger) dengan dalih melanjutkan perbincangan yang sempet tertunda di chatting perdana.

Yah…begitulah hubungan itu berlanjut sampai akhirnya ada kata ta’aruf dilontarkan, ada kata khitbah diajukan, dan ujungnya, sebuah pernikahan dilangsungkan. Nggak semua seh yang sukses sampe tahap itu. Sang Sutradara-lah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasa-Nya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggaman-Nya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka., mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan. Lebih tepatnya ketentuan yang diikhtiarkan. Semua tetap dibawah kuasa dan kendali-Nya. Makanya kita disuruh memaksimalkan ikhtiar, rajin-rajin berdo’a, lebih mendekatkan diri pada-Nya, dan berserah diri kepada-Nya (tawakkal). insyaAllah, apa yang menjadi pilihan kita, akan dimudahkan dan diberikan yang terbaik. Allahlah Yang Maha Tahu, so nikmati dan syukuri lah apa yang telah diberi. Semua pasti ada hikmahnya. (Lho koq jadi kemana-mana ya?!).

Afwan sebenarnya yang pengen ana sampaikan adalah pilihan kita untuk memilih pasangan. Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik (matang-matang, masak-masak) sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan kami (akhwat). Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Kami mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, kami adalah makhluk yang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih. Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi kami untuk menolak. Karena jika kami menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antm, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan?

Sekali lagi, berhatihatilah dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan. Kemudian timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? Padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat kami terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat kami terlena. Ingin sekali kami memetiknya, ingin sekali kami berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi kami nggak berhak, kami belum mendapat izin dari si empunya rumah. Tadinya kami ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat kami lupa akan tujuan semula.

Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan kamipun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah kami mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya.

Saat itulah hati kami hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan kami rangkai, kami bangun, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan kami menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat kami kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan kami berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuk kami. Kami akan segera pulang karena mungkin saja kami salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati ini. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung bagi kami dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Kami tak ingin mengkhianati calon suami kami yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah. Sementara kami berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.

Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya gak mau memakai label “ta’aruf” untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Tolong hargai kami sebagai saudara antum. Kami bukan kelinci percobaan. Kami punya perasaan yang tidak berhak antum buat “coba-coba”. Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput kami.

Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum menjemput. Tentunya kita menginginkan kata BERKAH di awal, di tengah, sampai di ujung pernikahan kan? Hanya ridho dan keberkahanNya lah yang menjadi tujuan. Pilihlah cara yang tepat dan berkah. Antum sudah merasa mantap pada akhwat itu. Antum yakin seyakin-yakinnya bahwa dialah bidadari yang akan menghias istana antum. Tapi antum tidak menggunakan cara yang tepat untuk menjemputnya. Sama halnya jika antum yakin dan mantap untuk menuju Surabaya. Tapi dari Jakarta antum salah memilih kendaraan, akibatnya antum gak akan pernah sampai ke Surabaya, malah nyasar. Ato kendaraannya sudah bener tapi nggak efektif. Terlalu lama di perjalanan. Masih keliling-keliling dulu. Akhirnya banyak waktu terbuang percuma selama perjalanan. So, antum juga harus memikirkan cara yang baik/ahsan, tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum berjalan di atas ridho dan keberkahanNya. (Tuh kan jadi kemana-mana lagi. Tapi gak papa deh. Setidaknya unek-unek ana dah keluar, fiufh lega!)

Di depan tadi kita bahas apaan sih? Oh ya, ketika ikhwah jatuh cinta. Ana ga akan bahas panjang lebar karena ana tau kalian pasti akan bosan membaca celotehan ana yang “njelimet”. Tapi izinkan ana mengutip beberapa bait tulisan yang ada di majalah al izzah edisi 11/th4/jan 2005 M sebagai perenungan bagi jiwa-jiwa yang merindukan kehadiran sang teman sejati untuk melangkah bersama menuju jannahNya…

sumber : http://auliyaa.blogdetik.com/2009/01/23/ketika-ikhwah-jatuh-cinta-akhwat-berbicara/#comment-1766

Adik Remajaku (nasyid)


Dapatkan Mesej Bergambar di Sini




Teguhmu membangun Ummah
Pendirianmu membela maruah
Tafakurmu mendamba hidayah
Dikaulah remaja yang sempurna

Usia mudamu hanya sekali
Penuhilah ia dengan berbakti
Ajaran Rasul hendaklah diikuti
Perintah Allah wajib dipatuhi

Bersyukurlah atas rahmatNya
Bersabarlah dengan dugaanNya
Bertakwalah dirimu kepadaNya
Pahala berganda ganjarannya

Andai nafsu dapat kau tahan
Tangisanmu hanya kerana Tuhan
Hatimu terpaut pada rumahNya
Nikmat Syurga akan kau rasa

Perjalananmu masih jauh
Wahai adikku aturlah langkah
Gunalah dengan kelebihan yang ada
Demi keagungan agama dan bangsa

Munsyid : Raihan

Nasib si "buku"

Lagi-lagi aq harus mengomentari tentang "nasib buku"
tadi malam setelah anakku tersayang terlelap dalam tidurnya, aq mengambil majalah Tarbawi yang dibeli suamiku, beberapa edisi lalu, judulnya "Orang2 yang bersahaja yang mencintai buku"
aku membaca lembar demi lembar, tema yang diangkat tentang kecintaan para Ulama dulu terhadap buku, very interesting!!..diceritakan disitu jika para Ulama kita zaman dahulu sangat mencintai Ilmu, harta yang dimiliki tidak digunakan kecuali untuk membeli buku, bahkan saking cintanya, ada seorang Ulama besar yang menjual rumahnya dengan 60 Dinar hanya untuk membeli kitab yang saat itu sangat diinginkan, hmm..teringat kalimat ini..
"jika engkau mengumpulkan harta..kau lah yang harus menjaga harta itu..jika engkau mengumpulkan ilmu, ilmu lah yang akan menjagamu"
di majalah itu juga diangkat orang2 yang dalam hidupnya sangat akrab dengan buku, ada seorang petani yang rela berjalan selama 10 km, ke tempat temannya hanya untuk meminjam buku, karena pada saat itu dia tidak mempunyai cukup uang untuk membeli..
ada seorang buruh bangunan yang mengumpulkan rupiah demi rupiah hanya untuk membeli buku berjudul "Pembaratan Dunia Islam"..dan dengan kegigihannya saat itu dia sudah mengkoleksi 200 judul buku.
bagaimana dengan pemuda Islam sekarang yang notabene dimudahkan dengan teknologi dan kemampuan finansial yang cukup,
alih2 uang digunakan untuk membeli buku, pemuda zaman sekarang lebih tertarik menggunakan uangnya untuk mengikuti gadget2 terbaru yang sedang hot dipasaran, budaya membaca sudah semakin terkikis dengan budaya populer yang berkaitan dengan hiburan menjadi menggurita di kalangan remaja,
aku yang juga belakangan ini semakin berkurang intensitas membacanya, merasa malu, malu dengan diri sendiri, malu dengan para Ulama dulu yang sebenarnya sudah memberi teladan bagi kita, hingga akhirnya ilmu itulah yang membuat derajat mereka bisa tinggi, sungguh orang yang berilmu pastilah lebih tinggi derajatnya daripada orang tidak berilmu,
malu pada Rasulullah yang telah menerima wahyu pertama berbunyi "Iqra.."..Bacalah..bacalah...
Malu pada Allah SWT yang sudah memberiku rezeki yang cukup dan harta berupa buku yang banyak (dari bukuku dan suamiku mungkin sudah lebih dari 150 judul buku)
namun aku merasa masih menyimpan buku itu dengan rapi di lemari tanpa dibaca satu lembar pun, padahal saat kubaca kisah2 di majalah Tarbawi, betapa banyak orang2 yang sangat haus akan ilmu, namun tidak mempunyai rezeki yang cukup untuk membelinya, sehingga harus berjalan berkilo2 meter hanya untuk meminjam sebuah buku..
nampaknya aku harus menilik isi lemariku kembali..dan menjaga ilmu itu..dengan membaca


Dapatkan Mesej Bergambar di Sini