Rabu, 13 Mei 2015

Matematika Menumbuhkan Iman dan Melekatkan Taqwa pada Allah

����Review Materi Kulwap dari SME Tamu HE BPA Kalimantan, 12 Mei 2015 pukul 20.00 wita����

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

��Tema : Matematika Menumbuhkan Iman dan Melekatkan Anak pada Allah

��Narasumber : Henny Puspitarini

��������P R O L O G ��������

Pembelajaran/kegiatan yang dilakukan anak sebaiknya bersifat integral dan komprehensif. termasuk ketika anak belajar matematika. semestinya anak juga tershibghah dengan siapa itu Allah dan bagaimana akhlak yang baik di hadapan Allah. berbagai karakter positif yang mengasah fitrah keimanan anak bisa dicelupkan/diberikan melalui ilmu apa saja, termasuk matematika.
Saya pernah bermain dengan sulung saya, ketika itu usianya belum 5 tahun. kita berdua sedang bermain orang-orangan dari kertas dengan jenis kelamin berbeda, ekspresi wajah yang berbeda, dan tinggi yang berbeda. Anak saya berhasil mengelompokkan mana yang perempuan marah, laki-laki tertawa, dsb. bahkan dia pun bisa menyusun orang-orangan menurut tingginya.diskusi berlanjut.
"Nak, orang ini sama orang ini tinggi siapa?"
"Tinggi ini."
"Adakah yang lebih tinggi dari orang ini? (saya menunjuk orang-orangan yang paling tinggi)?"
"Tinggi aku."
"Kalau sama bunda, tinggian mana, kamu atau bunda?"
"Bunda. tapi lebih tinggi pohon daripada bunda."
"Yang lebih tinggi dari pohon apa?"
"Langit."
"Adakah yang lebih tinggi dari langit?"
Anak saya menjawab,"Yang bikin langit, Allah!"

Tinggi rendah adalah tentang matematika, namun dengan dialog yang intens sangat bisa menghadirkan Allah di dalam jiwa anak.
Sense/kepekaan terhadap iman kepada Allah seharusnya hadir dalam setiap kegiatan anak. Misalkan ketika anak bermain tuang-menuang air. Anak mana sih yang tak suka main air? kegiatan tuang menuang selain melatih koordinasi mata dan tangan, menstimulus motorik halus, juga ada unsur matematikanya. Bagaimana banyak air dalam wadah? Berapa gelas anak menuang air ke wadah? Biar sama banyaknya air dalam wadah ini dengan wadah yang itu, kira-kira berapa gelas air ditambahkan?
Biarkan anak menjawab. Orang tua cukup menggali lebih dalam. Bagaimana agar air tidak banyak yang tumpah? Bagian tubuh apa yang paling berperan dalam proses tuang-menuang air agar tidak banyak tumpah? Siapa yang menciptakan anggota tubuh itu? Bagaimana jika air banyak yang tumpah? Sia-sia? Bagaimana kalau hidup tak ada air? Siapa yang menciptakan air? Orang tua juga bisa menambahkan bahwa Allah suka apa yang diberikannya digunakan dengan sebaik-sebaiknya.

Matematika tak melulu hitungan dan rumus. bahkan anak usia 7-12 tahun bisa lebih tumbuh keimanannya dengan belajar matematika. suatu ketika saya pernah melihat seorang guru mengajar matematika kelas 5 SD. tentang posisi titik pada sistem koordinat. sang guru mempraktikkannya dengan peraga yang menarik, melibatkan anak-anak secara langsung.
"Dimana posisi kalian di sistem koordinat itu? Bagaimana posisi kalian dibandingkan dengan titik (0,0)? Jauh atau dekat?"
Anak-anak seluruhnya benar menjawab. Lantas sang guru bertanya lagi,"Bagaimana posisi kalian di hadapan Allah saat ini? Kalian makin dekat Allah atau semakin jauh?"
Anak-anak menunduk. Apa yang bisa membuat anak-anak lebih dekat dengan Allah?

Ehm, indah, bukan? Saya saja merinding ketika itu.
Mendidik anak tak cukup anak bisa ini, bisa itu, pintar matematika ini, pintar matematika itu.Namun, mengasah sisi akhlak dan keimanannya adalah tak bisa dilupakan pula betapa pentingnya. yuk, sinergikan keduanya.

����������������������

        ������Q & A ������

1⃣ Bunda Ina-Bpn

Diusia berapa anak bisa sdh diajarkan matematika?
Faza 7 th suka matematika apakah perlu setiap hari belajar/menjawab soal dg ritme tetap misal jam 5 sore belajar math selama 1/2 jam?
Terima kasih

�� Jawaban :
Sy lbh suka anak bljar mat lgs pada praktek kehidupan. Tak melulu ngerjain soal. Utk anak kinestetik tak suka bukan diaminta ngerjain soal dgn duduk tenang.
Tapi jk anak bunda ina suka dan sepakat dengan ritme spt itu silakan saja.

Anak sejak bayi pun bisa belajar matematika. Ingat, matematika cakupannya sangat luas..

2⃣ Melati - Tapin
Di usia berapa yg tepat mulai mengajarkan matematika? Apakah bisa ber efek negatif seperti terlalu dini mengajarkan calistung?

��Jawaban :
Gak ada efek negatifnya, asal anak memang sudah siap. Kalau hnggak mau atau blm siap ya tidak usah dipaksa. Mmh pasnya usia 7 tahun. Namun,kalau saya pribadi jk anak siap dan selama kurang dr 7 tahun ttp menstimulus sensorik motorik anak dlm mnyajikan matematika,its ok..

Sy pribadi tak pernah mengajari anak sy, skr 5 thn bljr lgs berhitung dgn bnr2 mghitung. Langsung praktek dlm kehidupan, dia malah terlihat logikanya.✅

3⃣ Mahrita
Kita tau, semakin tinggi grade anak2, semakin abstrak lg matematikanya. Setingkap smp, sma/k, akan ada aljabar, kalkulus, diferensial & integral. Bgmn agar kebstrakan ini menjadi sesuatu yg menyenangkan bg anak dan semakin mendekatkannya pd Allah.

��Jawaban :
Makany,sejak usia dini dan jenjang SD ini sebisa mgkn hmatematika sifatny konkrit. Memakai peraga, modeling, yg bs ditangkap indra anak. Biarkan anak memegang, mencium,meraba, dsb. Apakah 5? Tak ckp anak tahu lambang 5. Tp yg terpenting apa makna dibalik 5..bahkan anak usia ini mngenal lambang dan simbol matematika adalah tahap yg terakhir stlh paham makna dr konsepnya✅

4⃣ Naila- Sangatta
1. Adakah standar yg biasa dirujuk utk ortu terkait pemahaman logika matematika anak Bunda Henny? Misalnya seperti tumbuh kembang kan ada indikator tertentu, kalau untuk pembelajaran matematika bgmn ya?
2. Untuk anak yang HS sebaiknya mengikuti ritme belajar sang anak melalui belajar online seperti ixl.com atau tetap hrs merujuk kurikulum nasional ya? Saat ini anak saya selain kadang pas mood belajar via ixl, saya sediakan juga buku matematika gasing utk pembelajaran offline nya, kira2 baiknya bagaimana ya

��Jawaban :
Kalau bicara standar bisa beda-beda. Bahkan tumbuh kembang anak pun bs fleksibel. Kalau baca literatur suka beda-beda. Matematika jg demikian. Ada yg blg kurikulum indonesia itu berat, padhl sy pernah lihat buku2 singapura, jauh lebih berat.
Tapi mmg kalau dtelusuri,ada konsep dasar yg mmg meatinya dikuasai anak. Melalui konsep dasar inilah sy memasukkan nilai keimanan.
Cth konsep dasar adalah anak bisa berhitung lancar sampai hsl 20. Tentu bgmn mlancarkan dan memahamkannya ttp dgn mmerhatikan modalitas bljar anak dan cr yg mnyenangkan.

Pakai gasing, gpp, tp setahu sy gasing jg menuntut anak hrs pham konsep dulu
Bljar matematika pakai buku selama anak nyaman dan ,ngerti konsep, ok. Tp mmg ortu perlu ngecek.kemarin sy ngajar, anak bs mjwb 4x5 brp, tapi contoh penggunaannya gmn mereka g bisa tnyata✅

5⃣ Ummu Mumtaz
Kalau urutan mengajarkan matematika terkait fitrah iman utk anak usia 1 tahun bgmn ya bunda? Boleh saran kegiatan belajar math berkaitan iman utk usia 1-2 thn?

��Jawaban :
Usia anak 1-2 thn, sy cenderung mengajarkan matematika lebih ukepada sense. Dgn anak merasakan entah mencium, merab, dsb td. Misal anak menyentuh kain, kita blg"kainnya lembut ya" nah, Allah juga Maha Lembut. Misalkan lagi mengenalkan panas dingin, kita tambahin aja' air dingin ya, yang mciptakn Allah, matahari panas ya, yg mciptakan Allah'

Anak usia 1-2 thn cenderung lbh banyak mdengar dr kita.kan rata-rata mereka blm bnyak kosakatanya.jd ortu yang menghadirkan banyak cerita

  ����K E S I M P U L A N ����

1. Sebenarny sejak bayi anak hhbelajar matematika, bentuknya memang bukan angka-angka.sebut ketika anak menangis minta ASI, ktk ibunya datang menyusui menyusui bayi seketika diam dan tenang. Logika sederhananya sudah bisa menangkap bahwa ASI ada maka nangis hilang.
2. Cakupan matematika sgt luas. Yang terpenting u anak balita soal sense logika sederhana dan klasifikasi. Menurut saya
3. Hadirkan matematika dgn menarik u anak, apalagi untuk konsep dasar. Gunakan peraga dan modelling atau kejadian sehari2 untuk menanamkanny agar tdk abstrak
4. Beri sentuhn keimanan dan nilai tauhid
Bisa lihat bbrp cthny di blog saya, d www.hennyrini.blogspot.com

⏳����✏��⏳����✏��

��resumed by :
Tim HE BPA Kalimantan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar