Rabu, 13 Mei 2015

Konsep Pendidikan Fitrah dan Akhlak Pre Aqil Baligh 8-10 tahun

Materi 5
��Konsep pre Aqil Baligh 8-10 thn��

Narsum: Harry Santosa
(Founder MLC sekaligus praktisi HE sejak 1994 ) 

===============================

Malam ini kita akan membahas konsep pendidikan berbasis potensi fitrah dan akhlak, untuk periode pre aqil baligh (usia 8-10 tahun). Tentu tahap 8-10 ini akan lebih mudah kita jalani apabila tahap 0-7, pertumbuhan fitrah keimanan, fitrah bakat, fitrah belajar anak anak kita berkembang secara utuh.

Baik teori psikologi perkembangan anak, maupun perjalanan sirah Nabwiyah, melihat usia 8-10 atau ada juga yg menulis 7-10 merupakan penentu kesiapan tahap latih di usia 11-14 menuju aqil baligh. Secara syariah, fitrah keimanan, ditandai dengan perintah sholat yg dimulai ketika usia 7 tahun, dan batas penyadarannya sampai di usia 10 tahun.

Bila di usia 10 tahun masih belum tumbuh fitrah keimanannya dgn sholat sbg wujud simbolnya maka boleh dipukul. Fase keimanan Rububiyatullah (kholiqon, roziqon, malikan), bergeser meningkat ke Mulkiyatullah (waliyan dan hakiman). Wujudnya adalah perintah sholat. Ketika ego sentrisnya terpuaskan di usia 0-6 tahun, maka di usia 7 tahun mulai melebar kepada sosial dan tanggungjawab moral. Maka di saat yg sama, anak2 harus dibangkitkan fitrah keimanannya pd aspek ketaatan pd hukum (hakiman) dan ketaatan/kecintaan tunggal (waliyan).

Secara fitrah perkembangan, usia 7 tahun, anak2 mulai mengenal nilai2 sosial di sekitarnya. Maka mereka mulai mengenal Allah sebagai pembuat hukum dan Zat yg harus ditaati secara totalitas. Di saat yg sama, pada usia 7 tahun, fitrah belajar dan fitrah bakat juga mulai dibangkitkan dengan beragam aktifitas yg menjadi minat dan passionnya. Pada tahap ini perbanyak aktifitas belajar di masyarakat dan aktifitas yg sesuai kepribadiannya. Agar di usia 10 tahun, ketiga fitrah ini (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat) sudah matang untuk dilatih secara serius.

Usia 10 adalah batas evaluasi apakah sdh kenal Allah dengan baik (sholat dgn kesadaran) dan kenal diri dengan baik (kutahu yg kumau). Para Pelatih FIFA, juga menjadikan usia 10 tahun sebagai batas dari latihan "bermain main saja walau berbakat" menjadi latihan "teknik dan muscle memory". Di Jerman penjurusan sekolah dimulai ketika kelas 4 SD, atau sekitar usia 10 tahun.

Rasulullah SAW, mulai magang berdagang bersama pamannya ke Syams sekitar usia 10  atau 11 tahun. Abu Bakar ra, mengatakan ada dua hal yang paling utama untuk dikenal, yaitu kenal Allah dan kenal diri. Menurut saya kenal Allah (fitrah keimanan) dan kenal diri (fitrah bakat) sebaiknya sudah selesai di usia 10 tahun.

  ✅✅❓❓ Q & A ❓❓✅✅

1⃣ Mery-Pontianak Kalbar
Assw,ustadz.. Bgmn mngetahui bhw "ssuatu" tsb mrupakn fitrah bakat anak kita? Krn pd usia tsb anak2 kan cenderung msh suka ikut2an lingkungannya. Misal senang brmain bola karena teman2nya jg sprti itu.

Jawaban :
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengetahui fitrah bakat dan minat anak adalah tour de talent, maksudnya kita ajak anak-anak berkeliling melihat aneka aktifitas dan profesi untuk mengenali lebih dalam mana yang paling mereka minati dan sesuai dengan fitrah bakatnya. Bisa juga dengan melakukan kenal diri.

Kenal diri yang dimaksud adalah mengenal sifat bawaan atau bakat. Bakat ini jika dikenali, dikembangkan dgn aktifitas yg sesuai maka akan menjadi peran atau karir.

"Kenal diri" diawali dengan memperbanyak aktifitas dan wawasan dari 0-10 tahun. Kita bantu mengamati dan mencatat mana aktifitas yg dikerjakan dengan 4E, yaitu enjoy (enak) dan easy (enteng) makin lama makin excellent (edun) dan earn (enthuk). Menjelang 7 tahun mulai terlihat jelas, semakin konsisten di usia 10 tahun. Diharapkan jika sdh kenal diri, maka usia 11 bisa mulai dikembangkan serius.

Jadi, saat anak mengikuti temannya, sebagai orang tua kita tetap bisa observasi apakah anak kita mendapatkan 4E di atas.✅

2⃣ Jika pada masa pre aqil sblm usia 8th, pendidikan dr ortu msh krg maksimal, bgmn cara mengejar keterlambatan tsb secara optimal di masa 8 th ke atas usia anak tsb ya ustadz? Naila - Sangatta

Jawaban :
Selama masih di bawah 10 tahun, menurut saya belum terlalu sulit mengkondisikan, kecuali di atas 10 tahun. Memang lebih kompleks memulihkan (recovery) daripada menumbuhkan sesuai tahapan.
Walau mungkin perlu kerja ekstra tapi tidak perlu panik. Solusinya kasus per kasus, dan semangatnya bukan menambal kekurangan namun memulai dari kekuatannya.
Pentahapan ini sekedar framework yg digali dari berbagai sumber baik syariah maupun sains. Intinya tetaplah ketulusan doa dan cinta kedua orangtuanya.✅

3⃣ Assalamualaikum bunda dan pak harry
Saya vita dr balikpapan
Mungkin tidak sesuai dengan tema kita usia 7-10.Sekarang anak saya sekolah di sdn negeri insya allah juni nanti naik kelas 5. Karena bergabung di grup ini sy banyak belajar dan membaca bahwa peranan seorang ayah juga tidak kalah penting dalam menciptakan generasi yang islami.
5tahun ini kami hidup ldr ketemu dengan suami sebulan atw dua bulan sekali dengan frekuensi 5 hari.
Sekitar 1 bulan yg lalu kami memutuskan untuk kumpul lagi biar anak2 tumbuh di keluarga yg utuh, tetapi kendala yg kami hadapi adalah sekolah anak dan orang tua yg kurang setuju kalau saya ikut dengan suami.
akhirnya kami memutuskan untuk hs kan anak pertama kami dengan ilmu yang bisa dibilang minim.
Pertanyaan saya apakah benar apa yg kami putuskan ini ?
Untuk jawabannya saya ucapkan terima kasih

Jawaban :
Jwbn 3 Insya Allah, tidak bisa serta merta kita katakan mutlak salah atau benar nya sekarang.. Jika sudah mengambil keputusan untuk HS maka kita harus menjalankannya seoptimal mungkin.

Terkait ketrbatasan ilmu dan teknis lainnya, ayah bunda bisa berkolaborasi dengan resource yang lain, dari buku2, sumber2 di internet, nyantrik, dan lainnya.

Jangan terlalu pusing dulu dengan kurikulum yang baku.

Kami menyebutnya bukan kurikulum tetapi framework
Framework adalah kerangka kerja kita orangtua dalam mendidik. Pusatnya tetap anak2 kita.
Nah pendidikan berbasis fitrah, yg ditumbuhkan (salah satunya) adalah fitrah belajar nya, orang barat menyebutnya learn how to learn
Misalnya lebih penting anak menyukai buku dgn banyak dibacakan daripada diajarkan membaca sebelum waktunya.
Jika anak sdh suka sama buku dan kisah2 inspiratif maka dia akan bisa membaca dengan sendirinya bahkan menjadi gemar membaca.
Pendidikan kita tujuannya adalah agar anak2 kita terbangun fitrahnya secara alamiah sampai usia 10 tahun, krn jika kesadaran fitrahnya terbangun maka selebihnya anak2 kita sendiri yg akan menjalaninya dgn bergairah setelah usia 10 thun, baik semangat keimanan/akhlak, passion bakat maupun gairah  belajar.
Kita tidak diam saja, membiarkan anak semaunya. Tetapi kita menunjukkan dan membangkitkan imaji2 positifnya, gairahnya, kesadarannya dstnya. Tazkiyatunnafs agar diberikan Qoulan Sadida, ucapan, tindakan yang penuh makna dan berbobot ketika membangkitkan fitrah anak2 kita.✅

4⃣ Assalammualaikum,Kaka Fatih sdh mau 7th,alhamdulillah utk sholat 5 wkt sllu full..tapi sering dia bilang kalo sholat itu karena takut masuk Neraka,krn saya juga sering cerita kalo org yang tdk mau sholat akan msk neraka..apa yang hrs saya lakukan utk merubah pikiran kaka ttg ketakutannya,bhwa Sholat itu juga wujud ketaatan dan Syukur  kita kepada Allah.
Yulia Kandangan.

Jawaban :
Tidak perlu panik ya, tetap rileks. Fitrah keimanan memang seharusnya dibangkitkan dengan membangun imaji positif ttg Allah, ttg Rasulullah saw, ttg Islam, ttg ibadah dstnya. Caranya bisa lewat keteladanan, sikap ortu, kisah2 inspiratif, nasehat yg membuatnya optimis bukan pesimis dsbnya. Karena sdh usia di atas 7 tahun, sesekali dititipkan(home stay) beberapa hari atau 1-2 pekan kpd keluarga yang kita kenal akhlak dan ibadahnya baik. Seringkali anak memerlukan figur lain selain ayah bundanya dalam hal keimanan, pendalaman bakat maupun etos belajar.

Jika sebelumnya sudah terlanjur ada imaji anak tentang neraka, mari terus bangkitkan inspirasi, imaji positif lewat keteladanan ortu, pembudayaan yg menyenangkan, dan komunitas orang2 yg beramal sholeh (bukan berstatus sholeh), serta menggali hikmah2 yg ada di keseharian atau ayat2 di alam semesta.
Tapi jangan krn pemaksaan dan penggegasan yg belum waktunya. Ingatlah bhw setiap anak memiliki fitrah2 yg baik, tdk perlu dijejalkan apa2, hanya perlu ditemani dan dibangkitkan kesadaean2 fitrahnya itu. Tidak juga perlu stimulus yg belum waktunya, anak2 akan suka sholat, suka alQuran, suka pd hal2 baik jika itu menjadi keseharian di rumah dgn ketulusan apa adanya, bukan kekakuan formal yg menegangkan. Seamless saja... alamiah.. yuk tetap rileks dan konsisten, ithminan dan istiqomah... cinta dan tulus bukan obsesif. ✅

5⃣Titip pertanyaan ya..Assalamu'alaikum pak Harry.
Maaf usianya agak lewat yaitu usia15 tahun.
Suatu saat sy memergoki keponakan pria yg sdg mengambil uang dr dompet suami.
Bgmn tindakan yg sesuai sunnah menghadapi hal tsb?
Diperhatikan ayahnya anak tsb kerja lokasi jadi bisa sebulan di lokasi lalu 2 pekan dirumah. Sedang ibunya sibuk dg gadget. Dan terhadap orangtua anak tsb apakah yg hrs disampaikan?
Jazakallah khair.
Ina-Balikpapan

Jawaban :
secara ideal, usia 15 thn adalah sudah mencapai aqilbaligh, sudah mampu memikul semua beban syariah, sudah punya peran spesifik yg merupakan panggilan hidupnya, sudah punya karya2 solutif di masyarakat walau terbatas.
Jika pada usia itu belum menemukan jatidirinya, tidak perlu khawatir. Walau memerlukan effort yang lebih banyak dibanding yang berjalan sesuai tahap perkembangan. bagaimana jika seperti kasus di atas justru melakukan kkesalahan cukup fatal? Inilah mekanisme Taubat, atau mekanisme kembali kepada fitrah, kembali membersihkan fitrah dari debu2 dan penghalangnya.
Mekanisme yang paling efektif, karena mereka sudah dewasa, tentunya bukan seperti anak2 lagi. Bukan pedagogi lagi, tetapi andragogi.
Layaknya orang dewasa, mereka tidak suka diatur dan didikte, walau belum bisa mengatur dirinya sendiri. Mereka umumnya sudah enggan berada dekat dengan orangtuanya, punya geng dan kehidupan sendiri, walau masih numpang makan dan tidur juga minta uang.
Caranya adalah jangan anggap mereka anak2, jadikan mereka partner layaknya teman. Ikuti kekuatan atau minat mereka, beri kesempatan walau salah (lebih beresiko krn sdh dewasa) dan minta mereka mempertanggungjawabkannya. Fokuslah pada kekuatan/kebaikan2nya yang ada,  jangan fokus pd keburukan2nya. Keburukannya lahir karena dia gamang, krn tdk mengenal diri dan tuhannya dengan baik.
Ajak mereka bertemu orang sholeh dan pakar yang sesuai minatnya, buat proyek bisnis atau proyek produktif bersama. Jangan bebaskan mereka utk semaunya karena selama ini mereka yg tdk kenal dirimya dan tuhannya biasanya berbuat semaunya, tetapi bebaskan mereka untuk menjadi dirinya, mengambil perannya. Seorang menasehati, fokuslah kita pada keistimewaan seseorang maka nanti lambat laun, jika keistimewaannya makin membesar maka kelemahannya akan tdk relevan lagi. Umumnya kita sibuk memarahi anak2 remaja (baligh belum aqil), tetapi sadarlah bhw mereka membuat ulah karena kelebihan energi sementara tdk tahu dirinya dan tuhannya (fitrah bakat, fitrah belajar, fitrah iman tdk tumbuh paripurna)

Pada galibnya tanggungjawab mendidik anak2 kita selesai ketika mereka berusia aqilbaligh. Setelah usia itu kita adalah temannya, bukan sembarang teman, tetapi partner dalam bisnis, partner dalam dakwah dstnya. Masalah terbesarnya adalah kita selalu menganggap mereka anak2, sehingga mereka juga mengikuti pola itu, dan ingatlah jika kita tidak merubah pola itu maka anak kita akan terus begitu sampai berkeluarga dan punya anak istri. Mereka akan selalu datang kepada kita dengan curhatan dan rengekan, mereka terperangkap menjadi anak dalam tubuh orang dewasa. Pak Mario Teguh, belum lama menegur seorang penanya yang selalu curhat pada ibunya padahal sdh berusia 37 tahun, "...so kapan mentasnya?", kata beliau.
Pak Rhenald Kasali, melihat hal ini, bhw banyak pemuda yang terus menjadi bocah krn pendidikan yang membocahkan. Dalam perspektif bisnis dan manajemen ini masalah serius, apalagj perspektif bangsa dan negara. Pak Rhenald menyebutnya "bermental passenger". Selalu menjadi penumpang.
Karenanya di MM Program, pak Rhenald meminta semua mahasiswa membuat passport dan visa, 1 mahasiswa 1 negara. Orangtua diminta hanya memberi ongkos pas2an (walau banyak ortu yg ga tegaan dan diam2 membekali credit card dll). Pak Rhenald meminta agar para ortu lebih "tega" memberi kesempatan anak2nya untuk berfikir dan mencari solusi dengan uang saku yang paspasan, selama menjalankan tugas untuk melihat prospek bisnis negeri yang dikunjunginya. Dalam kondisi kepepet, sesorang akan bangkit fitrahnya "the power of kepepet".
Ini adalah upaya membangkitkan fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah keimanan dstnya.
Jadi kita tidak ikut campur dalam hal mereka menjalani pilihannya, namun kita ikut campur merekayasa cara dan metode nya bahkan memfasilitasi prosesnya agar mereka bangkit fitrahnya. Mengajak dan melibatkan mereka dalam bisnis keluarga yg sesuai minat mereka adalah ikut campur yang tidak terasa, ini penting dan menarik

Jika kita kenal dengan orang tuanya, kita coba ajak diskusi dan sampaikan ajakan untuk menggali fitrah positif anak seperti tindakan di atas.✅

����������������������

Resumed by :
Tim Kalimantan HE-BPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar