Minggu, 11 Maret 2012

Galau?


Kata "galau" sekarang sepertinya sedang menjadi trend, entah siapa dan kapan dimulainya hal ini, namun saat ini yang terlihat adalah demikian adanya. Kecenderungan penyandang kata ini adalah pemuda, ya pemuda, selalu dan selalu pemuda, pangsa pasar yang selalu tepat untuk produk apapun termasuk mind set dan kata ini, "galau".

Galau, kenapa ya kata ini menjadi trend, hmm, kalau sedikit dilihat-lihat mungkin penyebabnya adalah rasa cinta yang kurang tepat. Kenapa kurang tepat? karena cenderung penyebabnya adalah rasa cinta yang timbul dari muda mudi yang terpengaruh oleh televisi, lingkungan sekitar dan bacaan-bacaan yang menggambarkan betapa luar biasanya cinta manusia -yang sebenarnya lebih banyak dilandasi hawa nafsu dan bisik rayu syaitan-, wallahua'lam.

Galau, bener ngga sih udah jadi trend? iya lah, saya bisa bilang demikian karena ketika kita menyimak di siaran radio, kalimat ini sering sekali diungkapkan, di situs jejaring sosial sering pula dijadikan andalan update status, terus baru-baru ini ada program dengan menggunakan kalimat ini juga di salah satu stasiun televisi, belum lagi yang paling terbaru, salah satu operator seluler di Indonesia tercinta ini menggunakan jargon ini sebagai salah satu pogram penjualannya, ...lagi galau? ini obat anti galau...(ngga sebut merk lho).

Nah, sebenenarnya tepat ngga sih kalau kita yang muslim ini bersikap "galau" begini? Tentu saja sangat tidak tepat. Karena hal ini cenderung memancing syaitan untuk semakin memprovokasi kita untuk mengikuti langkah-langkah mereka, karena kecenderungan galau yang karena permasalahan duniawi ini, semakin membuat syaitan tertawa terbahak-bahak saking senangnya (padahal ngga pernah liat syaitan ketawa juga sih :P).

Bagaimana syaitan tidak senang, karena kebanyakan yang "galau" bukannya malah mendekatkan diri kepada Allah, eh malah makin jauh, "ah, galau nih, gua nongkrong-nongkrong saja dah di Mall, biar sejuk hati dan galau pergi ke laut", atau "gue lagi galau, loe jangan ngajakin ribut ya!!" atau bahkan "ah galaunya hati ini, mendingan aku tidak ada saja di dunia, mending gua pergi dari dunia saja!" nah lho, gimana kalau ada yang sampai seperti ini? Karena ke "galau" an diputuskan sang kekasih sesaat, sudah sampai ingin pergi dari dunia, udah ngga rasional cara berfikirnya.

So, sahabat dan saudaraku, janganlah engkau menjadi galau, bahkan sampai kehilangan akal sehat dikarenakan kegalauanmu, fikirkanlah, "selama hayat masih dikandung badan, bukan tidak mungkin bulan kau tapaki, kutub utara kau jelajahi, hutan Kalimantan kau susuri", selama engkau masih hidup, maka syukurilah kehidupanmu ini, dan teruslah maju.

Dan, andaikan engkau inginkan kegalauan, maka galaulah engkau jika sebagai muslim engkau tidak lebih baik dari hari kemarin, karena sesungguhnya engkau merugi, dan obat kegalauanmu ada tidak jauh darimu, bahkan lebih dekat daripada urat lehermu, ya, obat itu adalah Alloh SWT, sebaik-baik Zat yang mana kita bisa berkeluh kesah, berdo'a seraya memohon ampun pada-Nya.


Allah
Malam ini kubersimpuh di hadapan-Mu
Paparkan kesal dalam jiwaku
Yang hanya pantas kuungkapkan kepada-Mu

Allah
Terimalah display isi hati ini
Betapa lemah kekuatan diri hamba
'Tuk taklukkan segala ambisi

Yang kutakutkan kepada-Mu
Tentang amal ibadahku
Terkotorkan oleh jiwa yang lemah
Tiada berdaya

Yang kuwatirkan diri ini
Tiada mampu memilahkan
Mana kesucian dan misi syaithani

Jangan Kau haramkan sedikitpun untukku
Keuntungan dunia ukhrawi

Allah
Kuketuk pintu ampunan dan kasih sayang-Mu
Yang luas membentang tiada halang timur barat
Tiada penghalang irodah-Mu atas diriku

Allah
Dalam dingin berselimut malam yang indah
Kutuju pintu-Mu tuk memohon karunia-Mu
Bukalah ya Allah ibroh-Mu

Redakanlah tamat dunia yang mendera di dalam jiwa
Gelapkan mata hati dari pancaran fitrah yang suci
Sinarilah benak di diri dengan cahya petunjuk-Mu
'Tuk singkapkan kegelapan dunia

Bertemankan cahya rembulan
Munajahku ini terlantunkan


Munajahku by Suara Persaudaraan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar