Selasa, 20 Juli 2010

Obrolan Rakyat Kecil



pagi yang dingin..hujan rintik2 masih menyelimuti kota balikpapan dari luar jendela angkot.. didepan seorang supir angkot sedang ngobrol dengan seorang bapak2 penumpang entah siapa, dari gaya bcaranya kutaksir orang yang sangat berpendidikan, namun membumi, terlihat rapi, kontradiktif dengan si supir angkot yang berpenampilan seadaanya, dimulai dari kalimat pembuka supir tersebut
"sekarang cari kerjaan susah e pak.."
lalu meluncurlah kalimat demi kalimat, analisis demi analisis dua orang warga negara yang ternyata sangat peduli dengan Indonesia,
"iya pak, di zaman Soeharto itu, apa-apa murah, beras murah, rakyat makmur, memang kroni2 Soeharto itu kenyang, mereka menguasai segalanya, tetapi petani diperhatikan, rakyat nggak kekurangan beras, lha sekarang, susu aja harganya nggak keruan, gimana nggak sampai ada kurang gizi.."
si bapak penumpang terus melanjutkan opini beliau, didengarkan oleh supir angkot yangs esekali memperhatikan jalan untuk mencari calon penumpang, si supir cuma bisa ikut tersenyum, terlalu sulit mengkuti bapak penumpang.. karena lama2 beliau sudah menjalar ke pembicaraan tentang aset negara, tentang krisis pada Bank, kredit macet yang kuketahui selanjutnya ternyata bapak itu sudah bekerja pada beberapa Bank,sehingga familiar dengan kasus2 tersebut..
tapi yang bisa kami tangkap (termasuk aku yg masih tulalit kalo bicara tentang kasus pemerintah) semakin ke depan sini, masalah negara itu makin banyak, karena kebebasan yang diusung sepertinya sudah kebablasan, justru menggoda hati hati manusia yang kurang iman, untuk memanfaatkan keadaan, sehingga kasus korupsi, narkoba, seks bebas, sudah sampai bosan disidangkan di ruang sidang, terlalu banyak

kemudian bapak penumpang itu membicarakan tentang sistem pendidikan, termasuk cara pengajaran yang diterapkan sekarang, dengan bantuan tangan teknologi, seperti segalanya semakin mudah, semakin ringkas, namun semakin membuat siswa terlalu di'mudah'kan,
beliau juga pernah mengajar, jadi merasakan bagaimana cara mengajar yang biasa diterapkan beliau di zaman dulu, dan sekarang, demi hanya untuk mengkuti teknologi, siswa hanya disuruh menyimpan teori yang sudah diringkas sebelumnya di laptop sang guru, di sebuiah benda kecil bernama flash disk, siswa sekarang lebih akrab dengan flashdisk dibanding dengan asal teori itu sendiri yaitu buku
itu sebabnya siswa banyak yang kurang menganalisis terhadap materi yang diajukan, hanya 'seperti yang dijelaskan sang guru'
jangan heran jika ada soal matematika yang teorinya dibalik, justru siswa jadi kelabakan..(itu opini si penumpang loh..yg pernah ngajar)
tak lama kemudian si penumpang turun dari angkot,
"saya turun disini aja pak..biar olahraga..' sambil tersenyum kepada si supir, dan kemudian mereka menjadi 2 orang asing kembali,
barengan dengan ku yang juga turun disitu, tepat didepan kantorku, aku cuma tersenyum sendiri, bapak2 itu tak tahu kalau sedari tadi aku menguping pembicaraan mereka.
(ummi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar