Minggu, 09 Mei 2010

Memahami jalan pikiran pasangan

Pahami cara berpikirnya, sebelum membuka jalur komunikasi antara Anda dan pasangan.

Marwan pusing tujuh keliling menghadapi Mirza, istrinya tercinta. Sudah hampir dua minggu Mirza mengeluhkan keadaan kantornya. Mulai dari bosnya yang otoriter hingga teman bekerjanya yang kata Mirza suka menjilat. “Ya sudah, kalau kamu pusing, keluar saja! Toh aku masih bisa membiayai kebutuhanmu,” ucap Marwan dengan enteng. Herannya, Mirza malah semakin uring-uringan mendengar kata-kata Marwan. ‘Apa sih yang diinginkan Mirza?’ keluh Marwan dalam hati.

Pernikahan mereka memang baru menginjak tahun pertama, sehingga tak heran jika Marwan masih bingung menghadapi ulah Mirza. Namun umumnya pria atau wanita tidak memahami cara berpikir pasangannya. Masing-masing menggunakan frame cara berpikirnya sendiri untuk memahami pasangannya. Padahal antara wanita dan pria memiliki cara berpikir yang berbeda. Paling tidak itu yang diutarakan oleh Dr. Terri Orbuch, Ph.D, seorang profesor dari University of Michigan dalam bukunya 5 Simple Steps to Take Your Marriage from Good to Great [Random House, Nov.1, 2009].

Tulisan yang diambil dari hasil studi jangka panjangnya pada perkawinan membocorkan rahasia apa yang harus diketahui oleh pria dan wanita terhadap apa yang dipikirkan pasangannya. Coba simak hasil studinya:
Yang harus dipahami pria tentang cara berpikir wanita dalam suatu hubungan:
Wanita umumnya lebih sensitif pada masalah yang timbul dalam perkawinan dibandingkan pria. Ketika wanita menemui adanya perbedaan pendapat, umumnya pikiran itu bisa menetap cukup lama dalam benaknya, walaupun konflik tersebut sudah reda. Sehingga jangan heran jika ia berulang-ulang mengungkapkan pendapat yang sama dan seolah-olah tidak mau beranjak dari pendapatnya semula, sampai ia benar-benar merasa yakin. Terbalik dengan pria. Jika dianggapnya perbedaan pendapat sudah dapat diatasi, maka pikiran akan hal tersebut akan langsung lenyap dari benaknya.
Pria harus memahami bahwa jika wanita memiliki masalah, mereka hanya ingin berbagi masalah tersebut dan tidak menuntut Anda untuk menyelesaikannya. Wanita hanya ingin didengarkan, dipahami, dan mendapatkan empati dari Anda.
Wanita membangun hubungan lewat pembicaraan. Umumnya ia baru merasa dekat dengan orang lain dengan cara berbicara serta berbagi informasi personal. Membicarakan permasalahan dengan orang yang dekat dengannya merupakan terapi terbaik bagi seorang wanita. Berbeda dengan pria yang membangun hubungan lewat kegiatan yang dilakukan bersama, misalnya berolahraga atau bermain board game.

Sedangkan yang harus dipahami wanita tentang cara berpikir pria dalam suatu hubungan:
Pria membutuhkan afirmasi dari pasangannya. Lewat penegasan yang diberikan oleh pasangannya, pria akan merasa menjadi spesial, dicintai, dan diperhatikan. Wanita juga butuh merasa diperhatikan, namun umumnya wanita sudah mendapatkan afirmasi dari orang-orang di sekelilingnya, misalnya saudaranya, orangtuanya, dan sebagainya. Berbeda dengan pria yang jarang mendapatkan afirmasi dari orang lain.
Pria lebih berorientasi pada aksi. Mereka sulit mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata, walau sebetulnya mereka bisa mempelajarinya. Sehingga jika ingin tahu kadar cinta si dia, cobalah perhatikan apa yang telah dilakukannya untuk Anda. Misalnya membuatkan Anda teh di pagi hari, mengisi tangki bensin Anda, dan sebagainya.
Pria tidak suka dikritik. Sehingga jika wanita ingin mengubah suatu kebiasaan atau membicarakan perbaikan dalam suatu hubungan, pria akan salah menginterpretasikan menjadi suatu kritikan, atau merasa ada yang salah dengan perilakunya. Karenanya, elus egonya terlebih dahulu dengan membicarakan hal-hal yang positif tentang dirinya, baru kemudian masuk ke inti permasalahan. Yaitu membicarakan perbaikan dalam suatu hubungan.

sumber: http://alifmagz.com/wp/2010/01/29/memahami-jalan-pikiran-pasangan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar