Rabu, 05 Mei 2010

sederhana itu kan tidak selalu harus sederhana

Sederhana kan tidak selalu harus sederhana

 

Kenapa lagi hal ini terlintas dalam benak, pada saat aku berbicara dengan istriku kemarin dalam komunikasi via chatting ya?

Hmm, aku juga bingung..

Saat tulisan ini akan diposting pun, masih saja bingung apa dan kenapa judul ini telah di tuliskan kemarin...

 

Beberapa jam berlalu, istirahat siang kulaksanakan , pulang kerumah dengan istriku tuk temui anak kami yang diasuh oleh Mama, maaf ya sayang...

Dalam perjalanan kembali ke tempat kerja, kami berdua kembali melalui jalan-jalan yang sehari-hari kami lalui pada saat akan kembali ke kantor setelah istirahat siang.

 

Ada satu titik di salah satu pinggiran jalan yang selalu menjadi perhatian tatkala melaluinya, pinggiran jalan sebelum perempatan yang memiliki beberapa pedagang (hehe, sebagian di deretan ini memang diisi oleh penjual, mulai dari pedagang baju, bengkel, spare part kendaraan bermotor, bakso, es campur, playstation, rental game, minyak tanah, toko kelontong, penjual pulsa dan lain-lain....), nah salah satu dari beberapa pedagang ini, ada pedagang yang tidak memiliki wadah (baca : rumah) berdagang, namun hanya menggunakan sedikit halaman di bagian depan sebuah toko kelontong, diatas jembatan kecil yang menyambungkan trotoar dengan wilayah rumah yang di bawahnya mengalir air parit.

 

Pedagang inilah yang selalu menjadi pusat perhatian bagiku, karena pedagang ini cukup unik.

Beliau adalah seorang penjual rujak, yang usianya mungkin sama dengan atau lebih dibandingkan dengan bapak, sekitar 50 tahun ke atas, mungkin.

Tidak seperti pedagang rujak pada umumnya, yang berjualan rujak dengan gerobak dorong, gerobak gendongan, namun gendongan ini hanya sebagai jalan perpindahan saja dari rumah beliau ke lokasi tempat beliau berjualan, karena beliau berjualan secara menetap di titik yang saya sebutkan tadi.

 

Salah satu yang paling menarik, apabila kita melihat titik berjualan beliau, yang pertama kali melihatnya, pasti akan bertanya "ada apa, ya? Kok ramai sekali", mulanya aku hanya berfikir kalau itu hanya kebetulan saja, namun setelah berkali-kali melaluinya tatkala menuju ke rumah, aku pun yakin kalau hal itu bukan kebetulan, cieeh...

Penasaran dengan hal tersebut, kucoba hentikan kendaraan pada suatu waktu untuk mencoba rujak buatan beliau, "rujak yang selalu ramai pembeli ", fikirku.

Bersama istri kemudian kami membeli  dua bungkus rujak, karena tidak tahu harganya, maka kami bertanya berapa harganya, kami tercengang! Karena harga yang di sampaikan bapak penjual rujak adalah setengah dari harga yang biasa kami tebus untuk membeli sebungkus rujak. Wah murah nih!

 

Aku pun mengamati, bapak penjual yang dengan lihainya membuka wadah jualannya, mengambil beberapa potong buah, memotong , mewadahinya dengan plastik dan kemudian mencampurkan sambal yang terdiri dari gula merah yang di ulek dengan cabai.... hmm, lidah serasa basah.

Dua bungkus tersedia dihadapan kami, dengan porsi yang hampir dua kali penjual biasa, wah sudah banyak, murah pula, bener-bener rekomendasi nih, hehehe.

 

Di kantor,  rujak itu saya makan dengan lahapnya, dan setelahnya selain kepedasan bercampur kekenyangan dikarenakan porsinya, saya sangat puas karena rujaknya enak, anda mau?

 

 

 

Lha? Terus apa hubungannya dengan judul yang saya tulis diatas ya? Maaf karena kemana-mana jadinya, namun memang hal inilah yang saya dapat bilang "sederhana kan tidak selalu harus sederhana", kenapa demikian? Sepertinya kurang nyambung ya antara rujak dengan kesederhanaan.

 

Nyambung lah (minimal menurut saya pribadi), jadi dengan tampilan rujak yang sederhana, namun menghasilkan perasaan yang tidak sederhana,

kesederhanaan rujak ini mampu menjangkau masyarakat bawah dengan harga murah, isinya yang banyak memenuhi kebutuhan buah harian, dan rasanya sama dengan rujak yang lain (yang lebih mahal).

Entah apa disengaja atau tidak oleh penjualnya, dan dengan motivasi apa di balik dijualnya rujak sederhana ini, yang jelas kesederhanaan rujak ini menimbulkan hal yang tidak sederhana, minimal bagi diri saya pribadi....

 

Ohya, sampai lupa  menyampaikan, rujak ini kenapa sederhana?

Karena rujak ini hanya terdiri dari buah Kates dan nenas  yang mudah diperoleh, mudah diolah dan mudah diterima oleh pembelinya...

 

Ada-ada saja!

 

Balikpapan, 5 Mei 2010

SS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar