Ketidakberadaan kadang mengganggu
Mungkin kesan tiada jelas akan muncul, sedikit maupun banyak, tersirat atau tersurat, dihati atau diucap, hmmm....
Namun, kenapa tetap saja ketidakberadaan tetap saja terjadi, kenapa?
Bukankah kita semua tahu dan faham, mengerti dan menyadari bahkan ucapan hati kecil kita yang kadang berkabut karena tertutup nafsu dan keinginan pun, sangat sadar akan adanya keterbatasan yang kita miliki, ya, sadar dan tahu
Namun terkadang, disadari ataupun tidak disadari, bahkan, kita pun sering melakukannya, kita yang membuat batasan itu secara alami sebagai bentuk penolakan diri terhadap ketidaksukaan atau ketidaknyamanan pada suatu hal
Alhasil, kadangkala keterlibatan kita tidak maksimal, ketidakhadiran tanpa adanya kejelasan, melepaskan diripun, tanpa tata krama yang seharusnya dapat ditunjukan
Kenapa ya, hal seperti ini terus terjadi dan terulang?
Apakah karena mutu nilai di negeri ini semakin terkikis?
Ataukah karena kurangnya antibodi yang dimiliki?
Ataukah sang virus yang merajalela begitu kuatnya, sampai-sampai siapapun yang terinfeksi, tidak menyadari keadaan yang dimiliki?
Atau mungkin ini bentuk pemberontakan terhadap nurani terhadap kebaikan akan nilai?
Entahlah...
Aku hanya mengamati saja, sementara,
Sembari menanggapi sebisa yang kumampu
Sembari menasehati setahu yang kuanggap lebih tepat
Semampu.. ku.
Terus terang, kadang-kadang aku,
Juga melampaui nilai tersebut
Benarlah kalau dikata, "tidak ada yang sempurna"
Sangat tepat, dan sangat benar
Kalau kesempurnaan itu hanyalah milik SANG MAHA SEMPURNA
Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar... (walau terucap lirih, percikannya tetap membakar hati)
Balikpapan, 3 Mei 2010 (sewajibnya kutelah posting 2 Mei 2010)
SS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar