Senin, 14 Januari 2013

Belajar Jadi Ibu Rumah Tangga

cutiku sudah hampir 2 minggu berlalu, tepatnya hari ini aku mulai masuk kerja untuk yang terakhir kalinya.. i mean..2 minggu terakhir.
2 minggu selama cuti ini cukup membuat aku terkesan..terkesan dengan situasi baru, terkesan dengan tingkah laku bocah bocah kecilku yang menggelikan..dan terkesan dengan ke"tidaksiap"anku jadi full mother :)..sebenarnya cuti ini sebagai simulasi bagaimana keadaanku mengurus rumah tangga seharian.
beberapa hari yang lalu..setelah bersantai habis magrib dengan suamiku..honestly sebenarnya tidak tepat dengan kata bersantai..karena sisa sisa kerjaan rumahku masih menumpuk :)
suamiku yang baik hati (always) sambil memijit kakiku dan mendengar "celotehan" diriku tentang betapa capenya dirumah membuat seketika senyum nya keluar dan menggumam
"sabar..yayang baru belajar jadi ibu rumah tangga"
hmm.. ternyata tidak mudah, cukup sulit bagi diriku yang terbiasa dengan keadaan semua serba terstrukturisasi, dan tiap saat harus siap terhadap "mess (kekacauan)" hwehwe terutama dari 2 bocah yang lagi aktif dan eksploratif
namun (sambil masih dipijitin) aku berfikir lagi..walaupun itu sulit, diatas semua kekacauan itu :D ternyata menjadi ibu rumah tangga itu menyenangkan dan membahagiakan. swear deh
bukannya surut karena merasa pilihan resign itu tidak tepat, alih alih berfikir seperti itu, aku justru merasa beruntung, cukup beruntung karna masih disempatkan untuk merasakan bagaimana menjadi IRT yang bisa mengetahui perkembangan anak2nya dari hari kehari, ternyata yang aku sadari adalah aku belum mengenal anakku lebih jauh, emosi2 mereka dalam menghadapi situasi2 sulit menurut mereka, dan mengarahkan emosi mereka di tempat yang benar, ada sisi hatiku yang bersedih saat ternyata Hilmi, belum mendapat perhatianku yang maksimal, wah banyak sebenarnya PRku dan ya Alhamdulillah kesempatan untk lebih baik itu ada. Bukan berarti setelah menjadi IRT tiba2 aku akan menjadi pintar mengurus anak, tapi aku merasa ini akan menjadi kesempatan aku bertumbuh lebih baik dalam menjalankan amanah sebagai seorang ibu, dengan ini pula penggalianku terhadap pengetahuan agama mulai ada kesempatan untuk lebih banyak lagi, sehingga akan menjadi sarana pembelajaranku untuk mereka, jundi2 kecilku. mereka..adalah motivasiku untuk bisa lebih baik :)
IRT itu melelahkan, benar benar melelahkan, tidak hanya fisik, emosi, mental, namun entah kenapa kelelahan itu selalu terbayar saat melihat mereka berhasil melakukan/meniru sesuatu yang kita contohkan..
Bukan berarti keinginanku adalah suatu paksaan, menurutku pribadi, amanah bukanlah beban, enjoy aja, nikmati saja perkembangan mereka, bermainlah dengan mereka, ikuti kesukaan mereka sambil tanamkan nilai2 positif, kapan lagi kita bisa menikmati masa kecil anak anak kita kalau bukan sekarang, karena setelah mereka dewasa mereka akan bertebaran dimuka bumi untuk menyebarkan nilai nilai yang orangtuanya tanamkan waktu kecil, jadi bukan hanya golden age masa perkembangan fisik dan kecerdasan saja, Golden Age dalam hal Akhlak dan agama, soo..bukan mereka yang harus sholeh, tapi ortunya dulu yang harus belajar.:) bapaknya nggak sempat karena kerja, mom can do it.. dengan kata lain..saling berbagi tugas :)
jika digambarkan perasaanku ini seperti pelangi, berwarna warni.. heheh.. ada cape, lelah, senang bahagia, pegal, bosan, yahh,,bosan..itu kata yang paling sering ditakuti IRT dan pre IRT (yang mau jadi IRT)
coba bayangkan, baru 3 hari dirumah, aku sudah merasakan bosan, yeah..really boring guys, tapiii..nggak sebanding kok dengan kepuasan batinnya :) aku merasa kata bosan adalah bagian dari perasaan sebuah pekerjaan, memang pas dikantor aku nggak bosan?? pasti ada lah .. jadi menurutku rasa bosan bukanlah monster, you've got a lot of things to do, just have fun.apalgi kalau sifat bunda adalah orang yang dinamis, pasti bakalan banyak hal menyenangkan yang akan dilakukan..seperti saya yang suka sekali nge net dan akhirnya buka toko online deh :)
aku juga baru belajar kok, banyak hal hal baru yang akan antri untuk dipelajari, dan semuanya butuh proses, mungkin sebentar mungkin lama, tapi ingat, yang Allah SWT lihat dan nilai adalah prosesnya kok, bukan hasil. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang
seperti saya pribadi yang ingin anak saya jadi sholeh, bisa hafidz, ini pasti perlu proses dan perjuangan, jalani saja perjuangannya, tidak usah memikirkan hasil,  Allah yang menentukan takdir. toh sejelek2nya hasil kita, Insya Allah anak kita pasti lebih baik
yang pasti kesungguhan kita dalam mendidik dan menjaga amanah tersebut, karena itu akan berpulang pada amal kita di akhirat nanti. Insya Allah